Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sejak dipimpin oleh Massimo Moratti, sepak terjang Inter di lantai calciomercato selalu impresif. Tapi, ada konsekuensinya. Kondisi keuangan I Nerazzurri jadi mengkhawatirkan.
Penelitian koran finansial Il Sole 24 Ore menyajikan hasil yang mencengangkan. Hingga akhir musim 2005/06, Inter punya utang total 385,2 juta euro (4,5 triliun rupiah)!
Angka itu paling besar dibandingkan klub-klub Italia lain yang diteliti oleh Il Sole 24 Ore. Di musim 2005/06, Inter juga mengalami kerugian paling besar: 181,48 juta euro.
Wajar kemudian muncul tudingan bahwa La Beneamata telah memalsukan kondisi keuangan mereka sehingga dapat berpartisipasi di kompetisi Serie A musim 2005/06.
Pihak Inter jelas membantah. I Nerazzurri mengklaim neraca keuangan sudah distabilkan dengan aksi penambahan dana kapital oleh Moratti dan para pemegang saham mereka.
Satu-satunya klub besar Italia yang meraih keuntungan di musim 2005/06 adalah Milan. I Rossoneri mendapat banyak uang hasil penjualan Andriy Shevchenko ke Chelsea.
Penelitian Il Sole 24 Ore juga memunculkan nama Udinese dan Livorno sebagai klub tersehat. I Friulani mendapatkan keuntungan terbesar sepanjang musim 2005/06, sedangkan I Labronici mempunyai angka total utang paling kecil.
(Penulis: Dwi Widijatmiko)