Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kasus suap yang dibuka oleh Gunawan,mantan pelatih Persipura Purwodadi dan Febriyan Sofyandi, mantan kapten Persewangi Banyuwangi, tentang pengaturan skor di kompetisi Divisi Utama 2013, tak membuat kaget pengurus klub yang lain.
Adi Gunaya,manajer Persikad Purwakarta, tak menampik semua keterangan yang dilontarkan oleh Gunawan dan Febriyan Sofyandi pada acara Mata Najwa, di Metro TV, Rabu (24/6) malam. "Kalau yang dibicarakan soal pertandingan kompetisi Divisi Utama musim 2013 memang begitulah kira-kira," kata Adi.
Pria berkumis tebal yang tinggal di Depok ini bahkan mengakui timnya pernah dikerjain oleh tim yang dilatih Gunawan. "Persikad memang besar 4-0 di Depok kala itu, tapi di Purwodadi giliran kami mereka kalahkan 0-1. Saya sendiri mencurigai ada yang bermain di pertandingan itu," kata Adi Gunaya.
Adi mengaku jika Gunawan sebelum tampil di acara Mata Najwa sempat menelepon dirinya untuk meminta izin dan dukungan untuk menceritakan kejadian masa lalu. "Bagi saya silahkan saja, asal yang dia ungkapkan itu adalah kebenaran dan jangan ada yang ditutup-tutupi," kata Adi Gunaya.
Adi Gunaya menggambarkan kondisi kompetisi Divisi Utama musim 2013,memang luar biasa. Kompetisi musim itu adalah kompetisi terakhir kala masih ada dualisme kompetisi LSI dan LPI. Di kompetisi Divisi Utama yang dikelola PT LI,diikuti oleh 40 klub. Pada kompetisi yang berlangsung sejak tanggal 27 Januari 2013 hingga 14 September 2013, juga tidak mengenal adanya degradasi ke Divisi Satu.
"Maklum saat ini sedang ricuh, dan kedua kelompok di PSSI tengah mencari dukungan klub-klub anggota," kata Adi. Kondisi kompetisi yang tanpa degradasi ini membuat para pesertanya seperti seenaknya saja. "Bagi klub yang sadar tidak bisa promosi yang terlihat asal main saja,agar memenuhi kewajiban dan jadwal serta mendapatkan uang subsidi dari operator. Kondisi itu juga membuat adanya permainan diantara para peserta kompetisi," tutur Adi.