Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
baru ini mengklaim dirinya mampu membangun kembali badan sepak bola dunia tersebut dan mengatakan sudah waktunya wakil Afrika yang memimpin.
FIFA saat ini belum pulih dari skandal korupsi yang berimplikasi terhadap pengunduran diri Sepp Blatter dari jabatannya, meski telah resmi dipilih untuk kelima kalinya akhir Mei lalu.
"Afrika punya blok voting terbesar di FIFA (54 anggota) dan kami harus memimpin untuk membangun sepak bola secara bersama-sama," kata Bilaty seperti dikutip oleh The Independent.
Menurut Bilaty, jika Afrika tidak mengajukan calon, itu seperti memberi pernyataan tersirat bahwa posisi mereka hanya medioker, sedang-sedang saja. "Saya pikir itu tidak benar," jelas pria berumur 67 tahun tersebut.
Bilaty bersaing melawan legenda Brasil, Zico, yang lebih dulu ingin mencalonkan diri sebagai presiden usai Blatter mengundurkan diri. Syarat minimal calon presiden adalah sedikitnya didukung lima dari 209 anggota asosiasi di bawah FIFA.
"Orang-orang tahu saya adalah pemberani, lurus, vokal, dan sangat dogmatis. Saya mengatakan apa adanya. Ketika ada yang tidak benar, saya tidak lantas mundur, dan begitulah cara saya mendapatkan respek," tambah Bilaty.