Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

AC Milan Ingin Kembali Makan Telur Ikan

By Kamis, 11 Juni 2015 | 18:46 WIB
Zlatan Ibrahimovic menjalin relasi apik dengan Sinisa Mihajlovic (Getty Images)

“Setelah terbiasa menikmati kaviar dan sampanye dalam 30 tahun, kami tak bisa senang dengan hanya menyantap keju mozzarella.”

Analogi di atas dipakai Presiden Milan, Silvio Berlusconi, untuk mendeskripsikan proyek anyar klubnya.

“Sekarang, kami siap untuk kembali menikmati kaviar,” kata pria yang telah memimpin Milan sejak 1986 itu.

Kaviar merupakan santapan mewah. Harga satu kilogram makanan yang diolah dari telur ikan sturgeon itu berada di kisaran 39,7 sampai 66,1 juta rupiah!

Berlusconi barangkali sudah geram melihat harga diri klubnya hancur dalam dua musim belakangan. Milan menjadi tim semenjana lantaran berturut-turut hanya finis di posisi kedelapan (2013/14) dan 10 (2014/15) Serie A.

Pembelian pemain bintang adalah sendok Berlusconi untuk menyantap kaviar. Pada Selasa kemarin, CEO Milan, Adriano Galliani, bertemu dengan agen Zlatan Ibrahimovic (PSG), Mino Raiola.

Galliani juga menghubungi Ibrahimovic via telepon.
 
“Halo, apakah Anda akan kembali ke Milan?” kata Galliani kepada Ibra seperti dikutip dari Harian La Gazzetta dello Sport.
    
Ibra hanya menjawab singkat: “ya”. Percakapan tersebut jelas mebuat hati milanisti berbunga-bunga.

Ibra adalah sosok kunci yang menghadirkan scudetto terakhir buat Milan pada 2010/11. Namun, jalan yang mesti ditempuh Il Rossoneri (Si Merah-Hitam) untuk memulangkan Ibra ke San Siro masih sangat berliku.

Pertama, Milan kudu meyakinkan PSG supaya mau melepas striker jangkung asal Swedia itu. Setelah itu, Rossoneri juga harus merayu Ibra agar dirinya mau menurunkan gajinya hingga 7,5 juta euro (112,6 miliar rupiah).

Di PSG, pemasukan striker beralias Ibrakadabra itu sebesar 14 juta euro (210,3 miliar rupiah) per musim. Prospek bekerja dengan Sinisa Mihajlovic (kandidat kuat pelatih Milan) bisa dijadikan iming-iming buat Ibra.

Saat masih aktif bermain, Mihajlovic merupakan musuh terbesar Ibra. Hanya, keduanya menjadi teman dekat saat Miha bekerja sebagai asisten Roberto Mancini di Inter.

“Saat Anda punya kesempatan bekerja dengan figur seperti Mihajlovic, Anda akan belajar dengan lebih cepat,” kata Ibra sewaktu masih berseragam Inter.