Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
klub asal Indonesia terancam tak bertarung di level ini.
Namun, peluang masih ada jika lobi para pengurus PSSI ke AFC mulus dalam menjelaskan kesulitan Indonesia. Maklum, masih berlangsungnya Copa Dji Sam Soe dan liga membuat Indonesia tak bisa menentukan wakil ke ajang itu.
“Sebelum pendaftaran ditutup pada 30 November, sebenarnya pada 21 November kita sudah mengirim surat ke AFC yang isinya meminta nama klub Indonesia dikosongkan dulu dan disebut dengan Indonesia 1 dan 2 karena kompetisi kita belum selesai,” kata Joko Driyono, Direktur Kompetisi BLI.
Surat itu menurut Joko direspons AFC dengan memberikan informasi kepada Komite Kompetisi AFC yang di dalamnya terdapat Dali Taher, wakil dari Indonesia. “AFC pada dasarnya bisa memberikan kelonggaran, tapi keputusan tetap ada di komite kompetisi,” ujar Joko.
Hanya, jika berpegang pada aturan (administratif), Indonesia memang harus terganjal akibat kompetisinya belum usai saat AFC membuat undian pada 17 Desember.
“Kami sudah jelaskan kepada AFC bahwa kompetisi Indonesia molor karena PSSI sengaja meliburkan kompetisi pada saat dan menjelang Piala Asia lantaran ingin menyukseskan turnamen itu. Kemudian jadwal mundur lagi karena jadwal mendadak AFC soal undian dan laga PPD lalu,” tutur Joko.
Kasus Lama
Persoalan ini sebenarnya bukan masalah baru. Beberapa tahun lalu, kondisi serupa dialami PSSI era Agum Gumelar. Kala itu penyebutan Indonesia 1 dan 2 lancar saja.
Pada tahun 1996 pun Indonesia juga gagal mengajukan nama lantaran LCA hendak berputar, tapi kompetisi Indonesia belum usai. Akhirnya saat itu PSM Makassar ditunjuk mewakili Indonesia di Liga Champion dan Bandung Raya di Piala Winner.
Namun, kasus ini berbeda dengan tahun 2006, saat PSSI melakukan kesalahan administrasi sehingga mengirimkan klub juara dari liga 2005, Persipura, dan Copa 2005, Arema.
Menurut Joko kini ada dua kemungkinan. Pertama, Indonesia tetap ikut, tapi nama definitif klub belum dimasukkan. Kedua, PSSI diharuskan mengirim nama klub meski bukan lewat mekanisme juara, seperti tahun 1996. “Minggu ini kami akan melakukan pertemuan dengan klub untuk membahas soal itu,” sebut Joko.
(Penulis: Ary Julianto)