Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

RETRO: Persib Kalah, Iurie Lengser

By Caesar Sardi - Jumat, 19 Juni 2015 | 13:32 WIB
Arcan Iurie, harus angkat kaki dari Bandung. (Dok. BOLA)

1 oleh Sriwijaya FC di Stadion Siliwangi Bandung, Selasa lalu, akhirnya membawa korban. Arcan Iurie, pelatih Persib asal Moldova, harus lengser.

Ia mundur karena merasa gagal setelah tak mampu memberi kemenangan dalam tujuh partai terakhir Persib! Menurut manajer Persib, Yossi Irianto, keinginan Iurie mundur sebetulnya terlontar sejak tiga bulan lalu, tapi manajemen masih memberikan peluang.

Namun, setelah ditekuk Sriwijaya, Selasa malam, Iurie tahu diri. “Ia bilang tidak sanggup lagi menangani Persib. Kami pun meminta persetujuan dari pengurus harian Persib dan semua setuju,” ujar Yossi. Iurie pun dianggap membawa citra buruk sebab beberapa kali kerpergok melakukan hal-hal berbau hedonis.

Kini Persib berharap ada suasana baru setelah mundurnya Iurie. Suasana tim tak kondusif sejak awal putaran kedua kala Iurie menukar Nyeck Nyobe dengan Leontin Chitescu, yang terbukti merupakan blunder.

Hubungan Iurie dengan pemain pun memanas. Ia dinilai pilih kasih karena toleran terhadap pemain asing, tapi tegas terhadap pemain lokal. Sonny Kurniawan pernah diusir Iurie karena absen latihan, tapi pemain asing tak diusik. Bekamenga, yang kerap datang terlambat seusai membela Kamerun, aman saja.

Ketua Umum Persib, Dada Rosada, menunjuk Tim Lima untuk menangani Persib di lima laga tersisa. Mereka adalah Jajang Nurjaman dan Robby Darwis (pelatih), Anwar Sanusi (pelatih kiper), Dino Sefrianto (pelatih fisik), dan Adeng Hudaya (asisten manajer teknik). Jajang ditunjuk sebagai komandan tim lima.

”Kami siap menyelamatkan Persib masuk empat besar Grup Satu dan perlu dukungan dari semua pihak,” ujar Jajang.

Langkah Persib ke empat besar kian berat seusai digusur PSMS, tim yang menang 2-0 atas Semen Padang, Rabu lalu di Medan. Tampil tanpa empat pilar, Legimin Rahardjo cs. sempat membuat cemas fan PSMS. Mereka bermain tanpa pola. “Anak-anak terlalu tegang. Target menang yang dipatok pengurus membuat mereka bermain serbasalah,” ucap Freddy Mulli, arsitek PSMS. Ayam Kinantan bisa menang setelah lawan bermain dengan sepuluh orang.

(Penulis: Budi Kresnadi/Marwis Umsa)