Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
“Kami paham akan bertemu juara Italia dan tim paling komplet saat ini, tapi itu akan membantu kami mengetahui seberapa jauh Juve dapat melangkah.” Begitu yang dikatakan bomber Juventus, David Trezeguet, sebelum bertemu Inter.
Laga yang disebut derby d’Italia karena melibatkan dua tim terbaik di Negeri Pasta itu pada Minggu (4/11) berakhir 1-1. Hasil ini tentu semakin membuat La Vecchia Signora tahu di mana posisi mereka dalam lomba meraih Lo Scudetto.
Sebelum imbang dengan La Beneamata di Olimpico di Torino, Juventus mampu menahan favorit lain peraih scudetto, Roma, dengan skor 2-2 di Olimpico di Roma.
Juventus selalu menyatakan bahwa target utama musim ini adalah masuk empat besar. Target yang wajar mengingat klub paling sering memenangi Serie A (27) ini musim lalu ada di Serie B akibat skandal calciopoli. Tapi, hasil seri dengan Inter dan Roma tentu memberi keyakinan I Bianconeri untuk berprestasi lebih tinggi.
“Kami telah menunjukkan diri sebagai grup yang hebat,” ujar penyerang Raffaele Palladino di Datasport. “Inter lebih kuat dari kami. Meski demikian, kami ingin bersaing memperebutkan titel,” ujar pelatih Claudio Ranieri.
Sementara itu, pelatih Inter, Roberto Mancini, tidak puas pada penampilan tim dan hasil 1-1. “Kami harus membuat gol pada setiap kesempatan dapat melakukan itu,” sebut Mancio. “Ini pelajaran untuk kesempatan berikut.”
Inter lebih dulu unggul melalui Julio Ricardo Cruz pada menit ke-41. Juventus membalas pada menit ke-78 lewat Mauro Camoranesi, yang menggantikan Alessandro Del Piero pada menit ke-70.
Dua Penyerang
Pada Sabtu (3/11), Milan kembali gagal meraih kemenangan di kandang setelah hanya seri 0-0 dengan Torino. Musim ini, dalam enam laga di San Siro, I Rossoneri mencatat hasil empat kali seri dan dua kali kalah.
Masalah Milan masih sama seperti pada pertandingan kandang sebelumnya. Tim tamu merapatkan pertahanan dan tidak memberi banyak ruang untuk Kaka dkk.
Pelatih Carlo Ancelotti menyalahkan Alberto Gilardino, penyerang tunggal Milan dalam pola 4-3-2-1. Padahal, pada Rabu pekan lalu ia mencetak dua dari lima gol Rossoneri ke gawang Sampdoria.
“Kami memiliki beberapa kesempatan bagus pada babak pertama, tapi tidak cukup baik untuk menyelesaikannya,” kata Ancelotti di Datasport.
“Ketika Anda tidak dapat memecah kebuntuan, khususnya pada saat memperoleh momen mencetak gol, Anda kemudian akan mendapat masalah. Gilardino tidak tepat seperti pada Rabu lalu,” tambah si pelatih.
Hasil imbang keempat di San Siro membuat Ancelotti berpikir untuk kembali bermain dengan dua bomber (4-3-1-2). Hanya, kalau melakukan itu ia mesti mengorbankan gelandang Massimo Ambrosini atau trequartista Clarence Seedorf.
“Ambrosini penting karena dia menjamin keunggulan jumlah pemain di lini tengah. Tapi, bermain dengan dua penyerang penting untuk memiliki lebih banyak pergerakan di depan. Saat Ronaldo kembali, kami dapat melakukan ini,” sebut Ancelotti.
Pada giornata 12 melawan Atalanta, Il Diavolo dapat memainkan Ronaldo, yang belum pernah tampil di Serie A musim ini karena cedera. Selasa lalu, bomber asal Brasil ini dibawa ke Donetsk untuk laga Liga Champion.
(Penulis: Riemantono)