Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

RETRO: Tendensi Pembelaan Eto'o Terhadap Rijkaard

By Caesar Sardi - Senin, 29 Juni 2015 | 22:21 WIB
Samuel Eto’o, membela Rijkaard bukan demi posisi di starting eleven. (Lluis Gene/AFP)

Membela bos yang sedang diserang publik menjadi tren belakangan ini. Setelah Steven Gerrard mencoba mengalihkan beban Steve McClaren pascapemecatan sang gaffer, kini giliran Samuel Eto’o yang melakoni hal serupa buat Frank Rijkaard.

Menyusul rentetan hasil buruk, terutama dalam laga tandang, di mana Barca cuma sanggup memetik satu kemenangan dari tujuh partai, Rijkaard mulai menjadi sasaran empuk. Pers lokal seolah melupakan bahwa pada saat yang bersamaan, Barca masih mengusung rekor sempurna di Camp Nou.

“Terkadang mengkritik pelatih adalah solusi paling mudah. Tapi, menurut saya, dia (Rijkaard) justru paling tidak bersalah di antara yang lain karena ia sama sekali tidak bermain. Dia tidak berada di lapangan dan tidak bisa melakukan semuanya. Kritik ini sangat tidak adil,” kata Eto’o.

Menurut pemain Kamerun berumur 26 tahun itu lagi, seperti yang dituturkan pada elmundodeportivo, seharusnya seluruh pihak, termasuk para pemain, berkaca lebih dulu sebelum melontarkan kritik pada sang entrenador. Karena terlibat langsung, pemain punya tanggung jawab lebih besar.

Apakah bomber Barcelona ini memiliki agenda khusus sehingga merasa punya kewajiban untuk membela Rijkaard, atau ia benar-benar tulus? Melihat kencangnya kompetisi di lini depan yang dihuni Eto’o, bisa jadi peraih el pichichi 05/06 ini menyimpan maksud terselubung.

Apalagi Eto’o juga baru sembuh dari cedera paha sejak tiga bulan lalu. Jika musim lalu praktis tak perlu bersaing guna masuk first team, sekarang Eto’o kudu saling sikut dengan Thierry Henry dan Bojan Krkic. Musim ini dua delantero itu akan terus mengancam posisi Eto’o.

Jalur Benar

Artinya semakin kuat dugaan bahwa pembelaan bekas pemain Real Madrid yang sempat dipinjamkan ke Real Mallorca ini mengandung muatan khusus. Kepada situs Feelfootball, Eto’o cepat-cepat menampik dugaan tersebut.

“Anda boleh berpraduga, tapi saya tak punya maksud lain. Saya akan bermain di mana pun dan kapan pun pelatih meminta. Lagipula, perjalanan musim ini masih jauh. Yang utama adalah bagaimana agar jarak dengan Real Madrid tak semakin lebar,” ujar Eto’o.

Kata peraih gelar Pemain Terbaik Afrika tiga tahun berturut-turut sebelum digeser Didier Drogba itu lagi, Barca bahkan masih pantas diperhitungkan, jika tertinggal hingga enam poin di bulan April mendatang. “Sebelum April tiba, tak ada desakan untuk panik.”

Secara jujur, Eto’o menganggap bahwa saat ini Madrid memang pantas bertengger di pucuk klasemen. Namun, ia tetap yakin Barca ada di jalur yang benar. Hanya, kubu Camp Nou memang butuh perbaikan di beberapa sektor. “Sebisa mungkin, kami tak ingin kalah lagi,” imbuhnya.

(Penulis: Sapto Haryo Rajasa)