Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Manajemen Arema Cronus tidak melarang pemainnya untuk ikut tarkam atau galadesa. Namun dengan syarat, pemain bersangkutan wajib lapor ke manajemen atau pelatih.
Sejauh ini, tidak sedikit pemain Arema yang diminati klub lokal. Terutama sesudah turnamen Sunrise of Java Cup (SoJC) Banyuwangi 30 Juni-5 Juli.
"Kami tidak melarang pemain tarkam. Tetapi lapor dulu, karena pemain harus didampingi tim pelatih. Tujuannya agar tidak sampai terjadi cedera atau hal yang buruk," kata General Manager Arema, Rudy Widodo.
Seperti bulan lalu, ada tiga pemain yang ikut tarkam di Banyuwangi. Mereka adalah Ahmad Alfarizi, Sunarto, dan Juan Revi. Mereka lapor manajemen dan asisten pelatih Kuncoro ditugasi jadi pendamping.
"Katanya ada sedikit keributan, Kuncoro langsung menarik tiga pemain itu. Sehingga tidak sampai kena cedera. Hal seperti itu merupakan contoh pentingnya lapor sebelum tarkam," kata Rudy.
"Sebenarnya main tarkam dengan ikut uji coba Arema sekarang sama saja. Sama-sama dapat uang. Mungkin kalau tarkam, pemain dapat uang sedikit lebih banyak. Tetapi kalau ujicoba Arema, banyak faedahnya karena pemain juga memberi pemasukan kepada ofisial tim," imbuh pria berkacamata ini.
Selain tawaran tarkam, pemain Arema juga banjir tawaran pinjaman. Cristian Gonzales sempat akan dipinjam Persip Pekalongan untuk terjun di Piala Polda Jateng. Namun, akhirnya tidak diizinkan karena Arema juga punya agenda uji coba.
"El Loco (julukan Gonzales) ditawar cukup tinggi oleh Pekalongan. Tetapi kami tidak izinkan karena Arema ada ujicoba dan ikut turnamen Banyuwangi," tegas Rudy.
Gonzales merupakan pemain yang setia. Selama ini dia memilih cari uang sampingan dengan syuting acara televisi di Jakarta. Dia pun menolak berbagai tawaran tarkam.