Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bagi Zaenal Arifin, suami tetaplah sosok penting dalam keluarga. Karena itulah dirinya tidak mau berpangku tangan meski profesinya sebagai pesepak bola profesional terhambat akibat mandegnya kompetisi musim ini.
Meski sang istri telah mempunyai usaha di salah satu pasar di Kota Lamongan, Zaenal tetap berusaha mencari rejeki untuk menafkahi keluarganya. Ia tidak ingin menggantungkan hidupnya kepada sang istri.
“Suami itu kan kepala rumah tangga, jadi sesulit apapun situasi dan kondisinya tetap harus tak melepas tanggung jawab utamanya yakni menafkahi secara layak keluarganya. Karena itu selama saya masih sehat, saya tetap akan mencari penghasilan meski istri saya juga sudah memiliki usaha,” kata gelandang Persela ini.
Namun, Zaenal yang berulang tahun setiap tanggal 1 April tersebut mengakui bahwa dirinya hanya memiliki keahlian bermain sepak bola. Maka tak Ada pilihan lain kecuali mencari rezeki melalui keahliannya tersebut. Karena itu, dia tak sungkan-sungkan untuk menerima tawaran bermain tarkam.
“Dalam kondisi seperti ini, gengsi sudah harus dikesampingkan. Bagi saya dapur tetap harus mengepul, selama jalan rejeki itu halal saya ikhlas menjalaninya. Karena itu saya tak keberatan bermain tarkam, bagi saya selama ada bayaran mau main tingkat kabupaten, kecamatan, desa bahkan tingkat RT sekalipun nggak masalah,” ucap pemain kelahiran Jakarta ini.
Tak heran jika saat ini Zaenal harus sering bolak-balik dari Lamongan ke Jakarta hanya untuk memenuhi order bermain tarkam.
“Dapatnya memang tak besar seperti saat bermain untuk klub profesional. Tapi saya syukuri saja, lumayan buat beli susu anak-anak,” imbuh pemain berpostur 168 cm dan 64 kg itu.