Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
an itu mengaku sakit mata melihat permainan Tim Oranye saat ditahan imbang Turki di Kualifikasi Euro 2016, Sabtu silam.
Cruyff merasa heran kepada pelatih Guus Hiddink yang ia anggap sudah menyia-nyiakan talenta muda Belanda, Davy Klaassen. Padahal, gelandang berusia 22 tahun itu memiliki kapasitas mumpuni untuk mengorganisasi lini sentral tim.
Cruyff merasa heran kepada pelatih Guus Hiddink yang ia anggap sudah menyia-nyiakan talenta muda Belanda, Davy Klaassen. Padahal, gelandang berusia 22 tahun itu memiliki kapasitas mumpuni untuk mengorganisasi lini sentral tim.
Sentilan Cruyff segera mendapatkan respons dari Hiddink. Sang pelatih mencantumkan nama Klaassen dalam susunan sebelas pertama versus Spanyol. Dia bersanding dengan dua seniornya, Daley Blind dan Wesley Sneijder di sektor gelandang.
Hasilnya ciamik. Klaassen tampil konsisten sepanjang pertandingan dan membawa Belanda menang 2-0. Dia bahkan turut menyumbang gol pada menit ke-16 melalui tembakan jarak dekat.
Seperti kata Cruyff, Klaassen sanggup menjadi pengatur serangan sekaligus pengalir bola tim. Berdasarkan statistik di situs Who Scored, pemain jebolan akademi sepak bola Ajax Amsterdam itu melepaskan 45 operan dengan tingkat akurasi mencapai 93,3 persen.
Angka tersebut merupakan yang tertinggi di antara personel Belanda lain. Dia juga melampaui pencapaian dua gelandang Spanyol yang terkenal jago mengirimkan umpan akurat, yakni Isco Alarcon (88,2) dan Cesc Fabregas (87,9).
Performa apik Klaassen membuat ia banjir pujian. Salah satu yang paling getol mengapresiasi adalah Sneijder.
“Klaassen sungguh bermain bagus hari ini. Saya harap ia dapat menjaga konsistensi saat memperoleh kesempatan lain di masa depan,” kata Sneijder seperti dikutip dari De Telegraaf.