Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
elukan kala timnas senior Indonesia tampil di Piala Asia 2007. Meski gagal melaju ke babak kedua, aksi timnas kala itu cukup impresif. Kolev kemudian ditugasi menangani timnas SEA Games.
Harapannya, masuk ke fase final. Tapi, faktanya, jangankan final, ke semifinal saja kalah bersaing dari Thailand dan Myanmar. Berikut komentar Kolev kepada Erwin Fitriansyah di Thailand.
Apa penyebab kegagalan kita?
Masa persiapan terlalu singkat. Hanya dua bulan. Sebulan di Argentina, sebulan di Indonesia dan Malaysia sebelum berangkat ke SEA Games. Itu pun tak bisa maksimal karena beberapa kali pemain keluar-masuk pelatnas karena tenaganya dipakai klub. Thailand sudah melakukan persiapan sejak dua tahun. Mereka tak banyak menemui masalah meskipun baru berkumpul bersama hanya beberapa hari sebelum main di SEA Games. Ini bukti, untuk menciptakan timnas yang bagus, tak bisa ditempuh dalam waktu singkat.
Jadi, terpecahnya konsentrasi pemain buat klub punya kontribusi besar terhadap kegagalan?
Sudah terlambat untuk mempermasalahkan hal itu. Pemain sudah bekerja keras. Tapi, itu saja ternyata belum cukup. Masalah kita adalah tak bisa cetak banyak gol. Lihat saja, tiap tim yang main punya tiga sampai empat striker bagus, sedang kita hanya punya dua striker. Yang ada sekarang adalah pemain terbaik di Indonesia.
Apa evaluasi untuk tim?
Sekali lagi, masalah terbesar tim ini adalah striker. Lini depan kalah produktif dibanding tim lain, bahkan oleh Myanmar. Mereka bisa cetak enam gol ke gawang Kamboja, kita hanya tiga. Striker kita kurang pengalaman sehingga menemui kesulitan saat harus main di laga internasional seperti ini. Dari partai pertama, tim sulit sekali cetak gol, padahal banyak peluang.
Siap diberhentikan atau mau mundur?
Tergantung pengurus. Saya siap menerima keputusan apa pun.
(Penulis: Erwin Fitriansyah)