Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sial benar nasib Boman Irie Aime. Bek PSM asal Pantai Gading itu terancam ditahan imigrasi. Pasalnya, izin tinggalnya ternyata tidak pernah diurus sejak Februari 2013 lalu. Boman baru mengetahuinya saat hendak mengurus kepulangannya di Kantor Imigrasi Klas I Makassar, Selasa (9/6).
"Saya harus membayar denda overstay 300 ribu rupiah perhari. Kalau dihitung, totalnya mencapai 400 juta rupiah. Terus terang saya jadi bingung," ungkap Boman.
Kasus Boman ini terjadi karena kesalahpahaman sang pemain dengan manajemen PSM. Pasalnya, Boman mengaku saat bermain di Maroko, izin tinggal diurus oleh klub. Dia pun berpikir hal yang sama di Indonesia. Namun ternyata izin tinggal menjadi kewenangan pemain itu sendiri.
Boman ternyata tidak sendiri. Sebelumnya, pemain asing PSM lainnya, Nemanja Vucicevic juga harus membayar izin tinggal plus over stay-nya sebesar 9 juta rupiah.
Boman ingin segera pulang karena ia dipanggil oleh ibunya. Anak tunggal dikeluarganya itu juga menjadi tulang punggung keluarga.
Namun, niatnya harus tertunda karena terbelit masalah keimigrasian. "Bantu saya teman, saya tidak tau bagaimana urusan seperti ini di Indonesia," katanya.
Staf Imigrasi Klas I Makassar, Putra, membenarkan kasus yang menimpa Boman. "Saya sudah beberapa kali mengontak manajemen PSM, bagaimanapun pemain asing itu adalah tanggung jawab mereka," jelas Putra.
Saat ini, Boman dibantu oleh pemilik klub amatir Barindo FC, Soefian Abdullah, yang memakai jasanya di turnamen Piala Pangdam. "Kontraknya sudah diputus PSM. Jadi saya yang menanggung biaya hidupnya di Makassar. Semoga masalah Boman cepat selesai," paparnya.
Dikonfirmasi terpisah, manajemen PSM mengaku tidak ada masalah dengan izin tinggal Boman di Indonesia. "Tidak ada masalah, Boman tidak terkendala apapun," kata sekretaris PSM, Ruslan.