Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

RETRO: Timnas Kecewa Karena Kalah Daripada Bubar

By Caesar Sardi - Senin, 15 Juni 2015 | 19:19 WIB
Charis Yulianto, mengaku lebih kecewa karena kalah ketimbang dibubarkan. (Dok. BOLA)

Putih.

Tapi, dengan keputusan manajemen timnas mengistirahatkan mereka setelah kalah 1-4 dari Suriah di PPD, stoper asal Sriwijaya FC itu mengaku tak terlalu kecewa.

“Kekecewaan mungkin hanya karena batal main di Suriah. Tapi, saya sendiri lebih kecewa karena Jumat lalu timnas bermain buruk,” terang Charis.

Persoalan kualitas timnas senior yang lebih buruk dibandingkan lawan juga disampaikan Mahyadi Panggabean. “Kami memang kalah kualitas. Tidak ada faktor lain, seperti bonus, lalu sengaja mengalah. Kami tentu ingin menang,” kata bek asal PSMS itu.

Keputusan manajemen timnas pun disambut dengan legowo. “Memang kondisi kami yang hanya dipersiapkan dua minggu tidak memungkinkan untuk tampil seperti di Piala Asia lalu. Paling tidak kami butuh sebulan untuk bisa tampil seperti itu lagi,” terang Charis.

Perasaan dicampakkan PSSI tak terlintas di benak Charis. “Saya malah melihat timnas U-23 lebih membutuhkan laga ini sebagai ajang uji coba dan menyatukan tim. Itu lebih penting daripada kami tampil di Suriah. Siapa tahu mereka malah lebih termotivasi,” jelas Charis.

Latihan yang amat minim dan sangat jauh dari memuaskan juga diperkuat analisis dokter tim Zaini Saragih. “Selama latihan di Solo sempat dilakukan tes VO2max. Hasilnya nilai pemain terendah adalah 42, sementara yang paling tinggi cuma 54,” jelas Zaini.

Sebagai perbandingan, saat permulaan pelatnas Piala Asia melakukan latihan di Samarinda, Juli lalu, tes awal VO2max para pemain terendah adalah 52 dan tertinggi 64. “Jadi, bisa dibayangkan betapa selama bulan puasa lalu pemain benar-benar tak melakukan latihan untuk memperbaiki atau mempertahankan kondisi stamina mereka,” jelas Zaini.

Hal itu diperparah latihan di klub yang tak sepadan dengan standar di Piala Asia lalu. “Memang ada perbedaan latihan di klub dan timnas, tapi itu semua kebijakan tiap pelatih,” terang Charis.

Minimnya latihan serius di klub selama libur kompetisi juga dikeluhkan Sudarno. Ia menilai penampilan buruk Markus Harison lebih disebabkan kurangnya latihan.

“Yang jelas saya bersyukur karena bisa berkonsentrasi di Persik. Apalagi tim butuh saya menyusul absennya Cristian Gonzales selama tiga partai akibat sanksi dari Komdis. Situasi tim akan makin runyam jika tak ada saya dan Cristian,” ucap Budi Sudarsono, striker timnas asal Persik.

Namun, mereka tetap berharap saat libur kompetisi nanti timnas senior kembali dipersiapkan untuk agenda uji coba. Maklum, selepas tugas terakhir Jumat lalu, timnas senior hanya memiliki agenda di Piala AFF, akhir tahun 2008.

(Penulis: Ary Julianto/Marwis Umsa/Gatot Susetyo)