Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih ganda putri nasional, Eng Hian, mengaku kesulitan mencari pasangan ganda putri yang kualitasnya mendekati Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii. Bahkan, pelatih yang akrab disapa Didi ini menilai pencarian tersebut bisa memakan waktu hingga delapan tahun.
Nitya/Greysia memang menjadi satu-satunya pasangan ganda putri Indonesia yang masuk dalam 10-besar ranking dunia. Pasangan lain dengan posisi terdekat adalah Shendy Puspa Irawati/Vita Marrissa, yang menduduki posisi ke-15. Namun, Vita telah menginjak usia 34 tahun.
"Saya hanya punya satu pasangan yang bisa diandalkan," tutur Didi pada konferensi pers setelah pertandingan final BCA Indonesia Open Superseries Premier (BIOSP) 2015 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/6/2015). Dalam pertandingan tersebut, Nitya/Greysia kalah 11-21, 10-21 dari pasangan asal China, Tang Jinhua/Tian Qing.
"Untuk ganda pelapis yang mendekati Nitya/Greysia, saya harus bekerja lebih keras lagi. Mungkin saya butuh empat atau bahkan delapan tahun untuk meregenerasi," tambah pelatih berusia 38 tahun tersebut.
Kendati demikian, Indonesia dinilai boleh menaruh harapan pada nomor ganda putri, berkaca dari hasil BIOSP tahun ini, di mana Nitya/Greysia menjadi satu-satunya wakil tuan rumah di final. Padahal, sebelum turnamen, Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menargetkan gelar lewat nomor ganda putra dan ganda campuran.
"Kalau nomor ganda putri dijadikan target (juara), itu tanggung jawab saya. Jika ditanya siap atau tidak, saya siap," lanjut Eng.