Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
2.
Kedua, musim lalu Pessy mengantar Persipura ke partai final Copa Indonesia 2006, tapi akhirnya kalah 0-2 dari Arema. “Saya jadi penasaran setelah dua kali selalu gagal di final. Sekarang obsesi saya ingin meraih gelar juara, baik bersama Persipura maupun timnas di ajang apa pun,” tutur Pessy.
Memulai karier sepakbola selepas bangku SMA, awalnya Pessy tidak mendapat restu dari ibunda tercinta, Jochbet de Fretes. “Ibu bilang sepakbola tak bisa menjamin masa depan. Tapi, setelah saya bisa memberikan sesuatu untuk keluarga, akhirnya ibu mengizinkan,” lanjut Pessy, yang tak ingin hengkang dari Persipura. Menurutnya bermain untuk Persipura membawa suasana nyaman. Selain dekat dengan keluarga, ia juga tidak jauh dari teman-temannya.
Sedih Sahabat
Bicara soal teman, Pessy mengaku sangat terpukul dengan cedera parah yang dialami rekannya, Boaz Solossa. “Dia sahabat dekat saya. Saat melihat langsung kondisi kakinya, saya hanya bisa menangis di lapangan,” ucapnya dengan mimik sedih.
Namun, Pessy tidak ingin larut dalam kesedihan. Ia bertekad memberikan yang terbaik bagi Indonesia bila terpilih masuk dalam skuad Merah-Putih di Piala Asia 2007 ini. “Deg-degan juga menanti siapa yang dicoret. Maklum persaingan pemain di lini belakang sangat ketat. Apalagi saya termasuk pemain baru. Semoga saja saya tidak masuk dalam daftar pencoretan itu,” aku Pessy.
Untuk mengusir kegelisahannya, Pessy selalu mengingat momen ketika ia mencetak gol pembuka bagi kemenangan 4-0 timnas atas Laos di SEA Games 2005 Filipina. Kala itu timnas dituntut menang untuk lolos ke babak semifinal. “Saya ingin merasakan momen indah seperti itu lagi,” tandasnya.
(Penulis: Aning Jati)