Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Louis van Gaal bukanlah pelatih yang suka merahasiakan taktik. Dia justru sangat terbuka membeber komposisi timnya. Di Manchester United dia juga tetap terbuka. LvG kerap menjelaskan kenapa dia memang pemain di posisi tertentu, menggunakan formasi tak lazim, dan sebagainya. Para pendukung tim dibuat paham tentang apa yang dia lakukan.
Menyusul kemenangan ganda melawan dua tim kuat, Tottenham Hotspur dan Liverpool, manajer asal Belanda itu kini membuka rahasia suksesnya. LvG mengaku bahwa kuncinya ada pada posisi 'segitiga' timnya, yang kini sedang mengamankan jatah ke Liga Champion.
Kemenangan mengesankan melawan Tottenham dan Liverpool membuat United memperlebar jarak ke bawah dengan slisih lima poin dari Liverpool, sementara ke atas hanya terpaut satu poin dari Arsenal di peringkat ketiga.
Van Gaal musim ini sudah beberapa kali membuat eksperimen formasi untuk mendapatkan formula terbaik bagi timnya. Setelah bereksperimen dengan tiga bek, formasi berlian di lini tengah, belakangan United memakai formasi favorit mantan pelatih Ajax itu, yaitu 4-3-3.
LvG juga pernah mengaku bahwa dia senang dan mampu mengembangkan kemampuan pemain. Mereka bakal dipasang di beberapa posisi berbeda sesuai yang dia inginkan untuk melihat potensi terbaiknya.
Juan Mata adalah salah satu yang paling membuat Van Gaal terkesan. Dia digambarkan sukses menjalankan peran sebagai 'gelandang sayap palsu' (false winger), sementara Marouane Fellaini mulai bersinar sejak lebih didorong bermain ke depan.
Tapi, Van Gaal mengatakan bahwa kunci suksesnya adalah terciptanya segitiga di lapangan. Dia juga sering menerangkan formasi dengan menambahkan kiper, menganggapnya sebagai salah satu pemain lapangan.
"Itu tergantung pada pemain yang terlibat, tapi semua orang tahu saya lebih suka sistem 1-4-3-3 dengan No.10 atau No.6," katanya kepada Sky Sports. "Seorang gelandang bertahan atau pemain No.10 di belakang striker."
Formasi kesukaannya itu sangat tergantung kepada kualitas pemain yang tersedia (fit), selain juga tergantung siapa lawan mereka.
"Saya lebih menyukainya (4-3-3) karena itulah sistem termudah untuk mendominasi permainan. Sebab, segitiga di lapangan hampir menyeluruh dan selalu memberi para pemain setidaknya dua pilihan."
"Tapi, saya pernah memainkan beberapa sistem lain karena kualitas pemain yang tersedia pada saat itu."
Van Gaal banyak dikritisi di awal kedatangannya menggantikan David Moyes, terakhir setelah kalah dari Arsenal di Piala FA. Namun, kemenangan atas Spurs dan Liverpool bisa dibilang jawaban LvG bahwa filosofi yang ingin dia terapkan telah dipahami para pemain.
Selain ingin memberi hasil positif, LvG juga ingin timnya tampil atraktif.
"Keatraktifan saya pikir kami bisa melakukannya lebih baik, tetapi hasil juga sangat penting."
Fellaini pernah menggambarkan sosol Van Gaal sebagai manajer yang kuat, sesuai kebutuhan United setelah menjalani musim yang buruh di bawah David Moyes.
"Dia sangat tegas, tapi itu bagus. Kami membutuhkan pelatih seperti itu. Musim lalu kami buruk. Kami bahkan tak lolos kualifikasi Eropa." katanya.
Selain itu, Van Gaal menurut Fellaini adalah sosok yang cenderung otoriter.
"Jika dia mengatakan sesuatu, Anda harus melakukannya. Jika tidak, Anda akan terlempar keluar dari tim."
Kendati begitu, Van Gaal mengklaim bahwa dia tidak anti kritik. Dia mengaku lebih suka memuji para pemain.
"Untuk seorang manajer, selalu lebih baik untuk memberi pujian daripada koreksi," katanya. "Saya pikir para pemain tahu saya dari sudut pandang berbeda dibandingkan dengan media."
"Saya bertanya kepada para pemain apa yang mereka temukan, tapi kemudian saya koreksi. Mereka harus setuju dengan saya, sebab jika tidak, mereka tak bisa tampil pada waktu berikutnya."
"Saya menyimak argumen mereka. Itu hal yang utama. Saya mendengarkan dan ketika argumen itu lebih baik, mungkin saya akan mengubah pendapat."