Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih kepala timnas senior, Ivan Kolev, mulai mengganti materi latihan dalam pelatnas timnas senior. Jika pada pekan pertama lalu materi difokuskan pada pembenahan fisik, kini memasuki pekan kedua Firman Utina cs. digembleng soal kerja sama dalam tim, taktik, serta organisasi permainan.
Kolev, yang baru bergabung di Solo, Sabtu (27/10), setelah melatih timnas U-23 di Argentina menyatakan secara keseluruhan, sesuai dengan hasil tes fisik, kondisi para pemain bagus.
“Saya sudah mendapat laporan, fisik mereka sudah cukup bagus. Hanya ada 2-3 pemain yang cedera ringan, tapi itu tidak menjadi masalah karena masih ada waktu,” ujar Kolev.
Diharapkan Senin (29/10) semua pemain sudah komplet, minus tujuh pemain dari timnas U-23 yang akan bergabung di Jakarta. Karena jumlah pemain semakin lengkap, maka faktor kesolidan di dalam tim bisa semakin terbina.
“Jika pemain terus keluarmasuk, pengaruhnya lebih banyak pada kekompakan pemain di lapangan,” kata asisten pelatih, Syamsuddin Umar.
Selain itu, materi berupa gim antarpemain juga sudah bisa dilakukan. Hanya, dalam pelatnas di Solo, Kolev tidak mengagendakan uji coba. “Itu pasti ada, tapi di Jakarta karena di Solo waktunya sudah mepet,” ucap Kolev.
Ia juga tak merencanakan pergantian pola permainan meski beberapa muka baru masuk dalam skuad timnas kali ini. “Kenapa harus ganti? Tidak ada alasan untuk itu. Kecuali jika kedatangan mereka memberi suasana baru di tim yang cukup besar, baru akan ada perubahan,” tutur Kolev, yang selama Piala Asia lalu memasang pola 4-3-3.
Kedatangan beberapa pemain baru ini dipandang pelatih asal Bulgaria itu sebagai sesuatu yang bagus. “Saya panggil mereka karena punya kualitas untuk bermain di level timnas. Saya yakin mereka bisa menambah kekuatan dalam tim dan membawa tim ini ke arah yang semakin baik,” katanya.
Dia juga menambahkan fisik harus lebih diperhatikan mengingat situasi kualifikasi PPD tidak sama seperti saat Piala Asia lalu. “Saat Piala Asia kami main lalu jeda dua hari, bertanding lagi, istirahat lagi. Kalau sekarang, kami main, lalu jeda waktu cukup lama, sepuluh hari. Kondisi fisik dan psikis pemain harus mendapat perhatian dalam situasi seperti itu,” sebutnya.
(Penulis: Aning Jati)