Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tanggal ini, 19 Juni, tepat 22 tahun lalu ada momen langka di sepak bola Indonesia. Seorang penyerang yang sudah merangkap jadi pelatih di level klub masih bermain di tim nasional dan bahkan mencetak gol di laga internasional.
Siapakah dia pemain yang sudah merangkap menjadi pelatih dan masih bermain di timnas? Namanya masih cukup populer saat ini karena menjadi pelatih di klub Divisi Utama, Persita Tangerang. Dia adalah Bambang Nurdiansyah.
Tahun 1993, menjelang SEA Games di Singapura, menyusul pencapaian buruk timnas di Kualifikasi Piala Dunia 1994, pelatih Ivan Toplak memanggil penyerang veteran Bambang Nurdiansyah.
Sudah berusia 35 tahun, ketika itu Bambang Nurdiansyah masih mampu mengemas 10 gol buat Putra Mahakam di kompetisi Galatama. Di klub itu pria kelahiran Banjarmasin ini juga berstatus sebagai kapten tim dan pelatih bersama Hartono.
Timnas gagal total di SEA Games Singapura 1993. Namun, ada secuil kisah menarik dalam laga terakhir, perebutan medali perunggu melawan tuan rumah Singapura pada 19 Juni 1993.
Pertandingan baru berjalan lima menit, Bambang Nurdiansyah membawa Indonesia unggul lewat sontekan di depan gawang memanfaatkan operan Zulkarnaen Jamil. Timnas akhirnya kalah 1-3. Namun, mungkin sulit terjadi lagi seorang penyerang veteran yang sudah mulai beralih profesi menjadi pelatih masih mampu mencetak gol buat timnas di event internasional.
Menariknya lagi, itulah laga terakhir Bambang Nurdiansyah buat timnas di SEA Games. Sepanjang karier memperkuat timnas, pencapaian menonjol Banur adalah tampil di Piala Dunia Junior 1979, mengantar timnas juara subgrup Kualifikasi Piala Dunia 1986, dan juara SEA Games Manila 1991.