Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
gara komentar negatifnya soal manajemen klub. Siapa sangka bek berusia 23 tahun itu kini malah menjadi andalan di pertahanan I Bianconeri.
Chiellini sempat menuding Juventus tak peduli pada pemain-pemain muda yang berjasa membawa I Bianconeri promosi ke Serie A. Juve dianggap Chiellini hanya mau menawarkan kontrak bernilai tinggi pada pemain bintangnya.
Karena komentar itu, pemilik panggilan akrab Chiello ini hampir dilego ke Manchester City. Beruntung pelatih Claudio Ranieri masih membelanya. Oleh Ranieri, eks bintang Livorno ini tetap dijadikan pemain inti di posisi bek kiri.
Setelah musim berjalan, Chiellini mendapatkan berkah lagi. Juventus mengalami krisis bek tengah. Jorge Andrade dan Jean Alain Boumsong cedera, sementara Domenico Criscito ternyata masih grogi bermain di level yang tinggi.
Ranieri pun membuat Chiellini menjadi bek tengah dadakan. Chiello bisa menjawab tantangan tersebut dengan gemilang. Debutnya di posisi anyar itu dilakukan pada derby della mole menghadapi Torino (30/9). Juve unggul tipis 1-0.
Sejak saat itu, Chiellini selalu menjadi andalan Juventus di jantung pertahanan bersama Nicola Legrottaglie. “Chiellini seorang profesional. Dia siap bermain di mana saja,” puji Ranieri seperti dikutip oleh situs Football Italia.
Juga di Italia
Performa Chiello di posisi barunya begitu meyakinkan sampai tim nasional Italia ikut memindahkannya dari spesialis bek kiri ke bek tengah. Kebetulan Gli Azzurri memang sedang merevolusi lini belakangnya setelah Alessandro Nesta pensiun dan masa edar Fabio Cannavaro tidak lama lagi.
Chiellini tampil sebagai bek tengah mendampingi Cannavaro di partai terakhir kualifikasi Euro 2008 melawan Kep. Faroe (21/11). Italia berhasil meraih kemenangan 3-1.
“Saya benar-benar menikmati bermain sebagai bek tengah dan berharap bisa terus berkembang di posisi ini. Saya siap kembali ke sayap jika pelatih meminta, tapi saya sekarang ingin fokus sebagai bek tengah,” ungkap Chiello.
Musuh Besar Ibra
Kehebatan Giorgio Chiellini dalam menjalankan posisi baru sebagai bek tengah bisa dilihat di giornata 11 (4/11). Chiello terpilih sebagai man of the match pada partai Juventus-Inter karena ia bisa menghentikan Zlatan Ibrahimovic.
“Dia ancaman utama dari Inter, jadi saya harus melakukan apa pun untuk menghentikannya. Bisa memaksa pemain yang sedang on-fire tidak dapat berbuat banyak memberi Anda kepuasan luar biasa,” ujar Chiello di Datasport.
Hari itu Chiellini tampil seperti bek klasik Italia. Ia selalu mengganggu Ibra lewat tindakan legal maupun ilegal. Tidak heran Ibrahimovic sangat marah di akhir duel.
“Tidak benar saya tak menyukai Ibrahimovic. Kami hanya dua pemain yang lebih banyak menggunakan kekuatan fisik. Tak ada kekasaran yang disengaja,” imbuh Chiellini.
(Penulis: Dwi Widijatmiko)