Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Awal pekan ini beredar kabar bahwa Marcelo Bielsa jadi salah satu kandidat terkuat untuk mengisi pos pelatih West Ham yang ditinggal Sam Allardyce. Namun, apakah filosofi Bielsa bakal cocok dengan kubu Hammers?
Klub London tersebut harus menunjuk pelatih anyar mereka dengan cepat dan Bielsa berada di puncak daftar. Hammers akan turun di babak pertama Liga Europa pada awal Juli.
Bielsa, yang kini menukangi Marseille, akan memberi kubu Upton Park dimensi jauh lebih rumit ketimbang Allardyce. West Ham perlu pelatih yang bisa menghadirkan sepak bola menghibur demi mengisi stadion baru mereka pada 2016/17.
Situs Kick Off Indonesia menyebut bahwa ciri khas Bielsa terlihat di banyak pelatih lain seperti Mauricio Pochettino (Tottenham), Eduardo Berrizo (Celta Vigo), atau Jorge Sampaoli (timnas Cili).
Bahkan, sistem pressing ala Barcelona dan Pep Guardiola juga dipengaruhi oleh pelatih asal Argentina ini. Bielsa memang terkenal dengan permainannya yang menuntut kemampuan fisik para personel dalam menekan lawan.
“Tim Bielsa sangat agresif. Mereka tak mengizinkan Anda bernafas,”ujar Guardiola seperti dikutip Sports Illustrated. “Tujuh pemain menyerang kotak penalti, mereka kehilangan bola, lalu 11 bertahan. Permainan mereka naik-turun tanpa henti.”
Sekilas, sudah terlihat bahwa Hammers harus banyak merenovasi skuat jika ingin mengakomodasi filosofi sang pelatih. Andy Carroll, Kevin Nolan, dan Stewart Downing akan kesulitan mempertahankan intensitas permainan seperti yang diinginkan calon bos baru.
Setidaknya ada kesamaan antara pendekatan Bielsa dan Allardyce. Keduanya senang menyiapkan detail laga secermat mungkin. Allardyce terobsesi dengan sisi ilmiah sepak bola sementara Bielsa terobsesi dengan memastikan bahwa semuanya berjalan benar di sesi latihan.
Insane equipment at Marseille! Model analysis and tactics board! #Bielsa pic.twitter.com/pzchCmcv8z
— Rinus Philosophy (@rinusphilosophy) April 11, 2015
Hal ini diperlukan karena Bielsa memakai taktik radikal 3-3-1-3, yang ia praktekkan bersama timnas Cili dan Athletic Bilbao, sementara tim Marseille-nya lebih sering menggunakan 4-2-3-1.
Sang pelatih bahkan dikatakan pernah menonton video semua laga Bilbao musim sebelum ia datang untuk mengenal karakter individu setiap pemain.