Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Steve McClaren Bisa Bersihkan Nama di Timur Laut?

By Firzie A. Idris - Jumat, 29 Mei 2015 | 20:00 WIB
Steve McClaren, kesempatan cuci reputasi di Premier League. (BEN STANSALL / AFP)

off Championship, awal pekan ini.

Ironis, karena 12 bulan lalu Derby asuhan McClaren bisa saja naik melalui jalur serupa jika bukan karena gol menit akhir Bobby Zamora yang meloloskan Queens Park Rangers.

Padahal, jelang laga di Wembley tersebut, Derby hanya kalah delapan kali dari 40 laga di semua kompetisi.

Fakta tersebut tak membuat McClaren kehilangan dukungan suporter dan jajaran petinggi klub. Ia merekrut banyak pemain pada awal musim dengan harapan Derby bisa kembali menyerang puncak Championship.

Derby hanya kalah lima kali dari 23 laga sepanjang paruh pertama 2014/15 dan manajemen kembali memperkuat skuat pada Januari.

Pelatih berusia 54 tahun itu tampak di ambang mengangkat kembali namanya setelah gagal membawa Inggris ke Euro 2008.

Namun, musim Derby berantakan selama dua bulan terakhir musim. Koran lokal Derby Telegraph mengatakan bahwa pemilihan tim dan taktik sang pelatih membingungkan.

Alhasil, klub hanya bisa menang dua kali dari 13 laga terakhir. Derby keluar dari posisi play-off pada hari terakhir musim untuk pertama kalinya sejak bulan-bulan awal musim.

Tambahkan ini dengan cara ia menangani spekulasi intens menyangkut pos pelatih Newcastle dan akan terlihat wajar kenapa para suporter menjadi antipati.

McClaren mengatakan secara terbuka ia dua kali menolak kubu Magpies, pada Januari dan untuk tiga laga terakhir musim. Hal ini menandakan adanya pembicaraan di balik layar.

Efeknya adalah kegoyahan di semua sektor, baik dari tribun atau ruang ganti.

Alih-alih membersihkan nama, ia justru mendapat hujan pemberitaan negatif seperti tujuh tahun lalu.

Kini, McClaren tampak akan jadi rebutan dua tim Timur Laut Premier League.

Pertama, tentu saja Newcastle yang ingin mencoba merekrut sang pelatih untuk ketiga kalinya. Kedua adalah rival kesumat mereka, Sunderland, yang baru ditinggal Dick Advocaat.

Bos asal Belanda itu enggan menanda tangani ikatan kerja baru selama tiga tahun di Stadium of Light yang ditawarkan Chairman Ellis Short.

Suporter Magpies kemungkinan besar akan melihat siapapun selain bos sementara mereka, John Carver, sebagai sebuah peningkatan.

Publik Sunderland pun bisa jadi melihat kedatangan McClaren lebih baik ketimbang prospek mendaratnya Sam Allardyce dengan strategi sepak bolanya yang banyak dicap membosankan.

Menurut Sunderland Echo, Big Sam erat dikaitkan merapat ke Stadium of Light.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P