Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
FIFA yang dalam beberapa saat lagi akan melakukan pemilihan Presiden baru, kini diterpa isu korupsi dan suap dalam beberapa hari terakhir. Bahkan ada enam pejabat tinggi Induk Tertinggi Sepak Bola Dunia itu telah ditangkap pada Rabu (27/5) lalu di Swiss oleh Federal Bureau of Investigation atau FBI.
FBI memanfaatkan adanya perjanjian ekstradisi dengan Swiss untuk melakukan serangan fajar di hotel mewah di kota Zurich, di mana ada tujuh pejabat senior FIFA yang ditangkap. Selain itu, mereka juga menggerebek markas CONCACAF di Miami, Amerika Serikat.
FBI kini tengah berusaha membongkar kasus korupsi dan suap yang terjadi pada diri FIFA. Namun, hal ini tentu mengundang pertanyaan mengapa badan investigasi dari Departemen Keadilan Amerika Serikat itu yang melakukannya.
FBI diturunkan untuk menyelidiki FIFA tidak lama setelah Qatar ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Penunjukkan negara Timur Tengah itu untuk menyelenggarakan kejuaraan sepak bola terbesar di dunia tersebut dianggap sangat kontroversial dan merugikan Amerika Serikat.
Penyelidikan ini dilakukan oleh FBI dengan fokus utama membongkar dugaan adanya pelanggaran dan suap atas penunjukan Qatar yang terjadi di AS. Mereka percaya bahwa telah terjadi kecurangan dalam menentukan siapa yang berhak menggelar Piala Dunia yang telah dilakukan oleh anggota Federasi Sepak Bola Amerika Utara dan Tengah, CONCACAF.
Tim investigasi FBI ini muncul pada tahun lalu. Penyelidikan mencakup dugaan adanya kecurangan seperti penyuapan, penipuan, dan pencucian uang yang terjadi di FIFA dalam kurun waktu 25 tahun terakhir.
Dalam kurun waktu selama itu, diperkirakan ada uang sebesar 150 juta dollar AS yang telah berpindah tangan yang telah diterima oleh pejabat CONCACAF yang berkaitan dengan beberapa kejuaraan di Amerika Tengah dan Selatan, serta Piala Dunia 2010, dan pemilihan presiden FIFA 2011 lalu.
Mengapa Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan juga menjadi bagian dari investigasi FBI? Hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa sebagian besar pemenang menyelenggarakan turnamen sepak bola empat tahunan itu selalu identik dengan aksi suap.
Ini adalah salah satu aspek yang paling eksplosif atas dakwaan yang dikeluarkan oleh otoritas AS karena menuduh pemerintah Afrika Selatan telah membayar FIFA sebesar 10 juta dollar AS untuk menjadi penyelenggara turnamen. Amerika juga percaya bahwa jumlah tersebut lebih besar dari yang ditawarkan oleh Maroko yang juga ingin menjadi tuan rumah.