Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

RETRO: Stoner Tinggal Kejar 11 Kemenangan

By Caesar Sardi - Jumat, 29 Mei 2015 | 16:25 WIB
Casey Stoner, kemenangan ke-10. (Robert Cianflone/Getty Images)

10 musim ini yang diraih Casey di GP Malaysia, Ahad (21/10). Pembalap Ducati ini hanya perlu satu kemenangan lagi untuk menyamakan pencapaiannya dengan Valentino Rossi.

Sejujurnya Casey sudah masuk deretan elite pembalap motor. Dengan 10 kemenangan dalam semusim saja, ia sudah sejajar dengan Giacomo Agostini, legenda GP Motor pengoleksi delapan gelar juara dunia 500 cc/Motogp.

Pasalnya, sampai saat ini, baru empat pembalap yang pernah mencetak 10 atau lebih kemenangan dalam semusim. Selain Casey ada Agostini, Vale, dan Mick Doohan. Rekor saat ini masih dipegang Doohan dengan 12 kemenangan yang dicetak pada musim 1997. Rekor ini sudah tidak mungkin disamakan Casey karena musim 2007 hanya tersisa satu seri, GP Valencia.

Sama seperti di Phillip Island, Casey tampil dominan di Sepang. Ia langsung melejit memimpin lomba tanpa mampu ditandingi semua pesaingnya. Uniknya, memimpin sendirian ternyata adalah kondisi lomba yang paling ditakutinya.

“Pertarungan terbesar adalah saat sendirian di depan dan tidak punya apa pun untuk dijadikan fokus. Saya mengalaminya beberapa kali musim ini dan baik-baik saja, tapi di trek ini ada hal lain yang harus kamu keluarkan,” katanya.

Hingga pertengahan lomba, Casey mengaku tidak mengalami persoalan. Situasi baru sulit setelah itu saat ia mulai merasakan beberapa kali ban depannya kehilangan grip. Bahkan ada sekali di mana ia merasa sudah sangat dekat dengan terpeleset dan jatuh.

“Jadinya saya kemudian mulai melambat dan mencoba mempertahankan kecepatan saja, tapi dengan jalur berbeda dan teknik yang berbeda pula. Saat finis, kepala saya mulai agak pusing. Pastinya ini lomba yang berat dan ini kemenangan yang ingin saya nikmati,” ujarnya.

Permukaan Sirkuit Sepang baru selesai di aspal ulang. Beberapa pembalap mengeluhkan permukaan yang menjadi lebih bergelombang. Karena aspal baru pula ban menjadi lebih mudah aus. Hal ini membuat hampir sebagian besar pembalap memilih memakai ban keras untuk lomba.

(Penulis: Andi Yanianto)