Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Di Maria Tersingkir karena Tak Fleksibel

By Firzie A. Idris - Senin, 1 Juni 2015 | 16:02 WIB
Angel Di Maria, terpaku ke satu peran. (Michael Regan/Getty Images)

Louis van Gaal akan menjadi pemimpin misi United kembali ke jalur juara musim depan. Sejauh ini, sang manajer berkebangsaan Belanda terbilang sukses memenangi hati anak asuhnya.

Beberapa pemain kunci Setan Merah semodel, Wayne Rooney, Carrick, dan Juan Mata, kompak mengungkapkan hal positif terkait kinerja sang pelatih pada musim perdananya di Premier League.

“Van Gaal adalah manajer yang keras, sangat disiplin, dan selalu mengamati pemain dalam setiap sesi latihan maupun pertandingan,” kata Mata di Manchester Evening News.

Pendekatan disiplin ala Van Gaal berefek bagus terhadap perkembangan Mata. Dalam 35 laga di semua ajang musim ini, Mata mencetak 10 gol.
Meski sempat kesulitan di periode awal musim, performa Mata lantas melejit kala ditempatkan Van Gaal sebagai sayap kanan palsu.

Bukan hanya Mata yang merasakan sentuhan emas Van Gaal. Marouane Fellaini dan Ashley Young juga secara apik menerjemahkan rencana taktik sang manajer di lapangan hijau.

Fleksibilitas adalah alasan kenapa Mata, Fellaini, dan Young bisa nyetel dengan sistem Van Gaal. Mereka tetap tampil baik kendati kerap dimainkan di luar posisi favorit.

Jangan lupakan pula fakta bahwa Van Gaal sering mendaulat Rooney sebagai gelandang sentral.

Fenomena serupa tak berlaku buat Angel Di Maria. Di Maria hanya maksimal kala ditempatkan sebagai penyerang sayap atau gelandang serang.

Eksperimen Van Gaal menjadikan Di Maria sebagai ujung tombak bisa dibilang gagal. Dalam tiga kesempatan menjadi penyerang tumpuan, Di Maria tak sanggup mencetak gol.

Van Gaal sampai tak berani mencoba menempatkan Di Maria sebagai sayap dalam format 3-5-2. Dalam skema tersebut, Di Maria dinilai tak bisa seperti Young yang juga cakap membantu pertahanan.