Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Mihajlovic Belajar dari Mancini sampai Mourinho

By Anggun Pratama - Selasa, 16 Juni 2015 | 21:24 WIB
Sinisa Mihajlovic (tengah), saat masih menjadi asisten buat Roberto Mancini (kiri) pada 2007. Mereka sedang berdiskusi dengan bekas Presiden Inter, Massimo Moratti. (Getty Images)

Sinisa Mihajlovic pensiun sebagai pesepak bola sejak 2006. Ia lantas beralih profesi menjadi pelatih, dan langsung menjadi asisten Roberto Mancini. Selama menjadi pelatih, ia belajar banyak hal dari sederet pelatih top.

Ketika ditunjuk sebagai pelatih timnas Serbia, Miha memanfaatkannya buat mencuri ilmu dari pelatih top lain. 
Momen itu hadir saat memantau calon pemain timnas. Miha sering mendatangi markas latihan klub seperti Manchester United, Real Madrid, Chelsea, dan sebagainya.
Dalam kunjungan itu, ia memantau cara kerja pelatih klub tersebut.
"Saya memperhatikan gaya melatih Jose Mourinho, Josep Guardiola, Juergen Klopp, Arsene Wenger, Sir Alex Ferguson, sampai Mancini. Saya mempelajari metode latihan mereka, taktik, sampai penggunaan teknologi," ucap Miha kepada La Gazzetta dello Sport.
Kutipan itu muncul setelah Mihajlovic sanggup mengangkat Sampdoria menjauhi zona degradasi pada musim 2013/14. Saat Miha datang setelah Sampdoria menjalani pekan ke 12, Il Samp terjebak di peringkat 19!
Di akhir musim, Sampdoria finis di peringkat 12. Di musim 2014/15, Sampdoria menyelesaikan kompetisi di peringkat 7.
Kebangkitan itu juga berasal dari kemauannya buat belajar dari pelatih top tersebut. Miha menyebut kunci sebagai pelatih adalah kemampuan buat mengendalikan tim.
Bukan mengekang, tapi membuat para pemain mau mengikuti kemauan sang pelatih. 
"Rahasia mereka semua sama: manajemen personal. Mereka bisa memasuki isi kepala para pemain agar mau mengeluarkan kemampuan terbaiknya buat tim. Anda juga harus membuat aturan dan memastikan mereka menghormati aturan itu. Di sisi lain, Anda juga harus menghormati mereka sebagai manusia," ucap Miha.
Bermodal ilmu tersebut, bisakah Miha mengambil hati dan menguasai isi kepala para pemain Milan?

Ketika ditunjuk sebagai pelatih timnas Serbia (2012-13), Miha memanfaatkannya buat mencuri ilmu dari pelatih top lain. 

Momen itu hadir saat memantau calon pemain timnas. Miha sering mendatangi markas latihan klub seperti Manchester United, Real Madrid, Chelsea, dan sebagainya.

Dalam kunjungan itu, ia memantau cara kerja pelatih klub tersebut.

"Saya memperhatikan gaya melatih Jose Mourinho, Josep Guardiola, Juergen Klopp, Arsene Wenger, Sir Alex Ferguson, sampai Mancini. Saya mempelajari metode latihan mereka, taktik, sampai penggunaan teknologi," ucap Miha kepada La Gazzetta dello Sport.

Kutipan tersebut muncul setelah Mihajlovic sanggup mengangkat Sampdoria menjauhi zona degradasi pada musim 2013/14. Saat Miha datang setelah Sampdoria menjalani pekan ke 12, Il Samp terjebak di peringkat 19!

Di akhir musim, Sampdoria finis di peringkat 12. Di musim 2014/15, Sampdoria menyelesaikan kompetisi di peringkat 7.

Kebangkitan itu juga berasal dari kemauannya buat belajar dari pelatih top tersebut. Miha menyebut kunci sebagai pelatih adalah kemampuan buat mengendalikan tim.

Bukan mengekang, tapi membuat para pemain mau mengikuti kemauan sang pelatih. 

"Rahasia mereka semua sama: manajemen personal. Mereka bisa memasuki isi kepala para pemain agar mau mengeluarkan kemampuan terbaiknya buat tim. Anda juga harus membuat aturan dan memastikan mereka menghormati aturan itu. Di sisi lain, Anda juga harus menghormati mereka sebagai manusia," ucap Miha.

Bermodal ilmu tersebut, bisakah Miha mengambil hati dan menguasai isi kepala para pemain Milan?