Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Lucie Safarova, finalis tunggal putri Prancis Terbuka 2015 terbilang terlambat berprestasi di kategori grand slam. Ia baru merasakan semifinal grand slam tahun lalu di Wimbledon. Di tahun ini, ia bisa ke final Roland Garros menghadapi Serena Williams.
Safarova ke final usai mengalahkan juara Prancis Terbuka 2008, Ana Ivanovic 7-5 7-5 di semifinal. Lawan Safarova di final adalah Serena Williams. Serena menang rubber set atas Time Bacsinsky (Swiss) 4-6 6-3 6-0.
Safarova dipuji karena konsistensi permainan dan kontrol pukulan sangat baik. Adalah Rob Steckley, mantan petenis pro di ATP Tour dari Kanada. Steckley mengoreksi berat badan Safarova dan memperkuat badan bagian atas agar pukulan Safarova tajam dan menukik.
"Saya mengoreksi pukulan groundstrokenya. Lucie suka kehilangan fokus. Jadi, saya menggunakan pelajaran visualisasi untuk melatih fokus," ucap Steckley seperti dikutip NY Times.
Petenis kelahiran Brno (Rep. Ceska), 4 Februari 1987 ini
pernah menjadi pacar Tomáš Berdych namun putus pada 2011. "Terkadang ia sibuk dengan permasalahann sendiri sehingga lawan mudah mendiktenya," ucap Steckley. "Dengan koreksi-koreksi itu, Safarova mulai mendapatkan gelar-gelar terhormat," tambahnya.
Di ganda putri, Safarova menjuarai ganda putri Australia Terbuka 2015 bersama Bethanie Mattek-Sands. Di Prancis Terbuka ini, ia juga ke semifinal ganda putri. Bersama Mattek-Sands, Lucie menghadapi pasangan Ceska lainnya Andrea Hlavackova/Lucie Hradecka. Hasilnya, Lucie/Mattek-Sands ke final usai menang 6-2 5-7 6-4.
Rekor Serena vs Safarova 8-0. Ditambah dengan tidak beristirahat karena bermain di ganda putri, banyak pihak mengunggulkan Serena tak akan sulit mendapatkan gelar grand slam ke-20. Benarkah itu?
"Terakhir kali Lucie bertemu Serena di Beijing tahun lalu dan kalah rubber set. Serena juga manusia, apa pun bisa terjadi," ucap Steckley.