Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
17, 21-4 atas pemain Hongkong, Yip Pui Yin, Kamis (4/6/2015).
Febe mengakui bahwa dukungan penonton jadi faktor penting yang membantunya meraih kemenangan. Pengenalan akan kondisi lapangan dan arah angin juga jadi keuntungan baginya.
"Di sini, siapa yang lebih siap dia yang akan menang," aku Febe. "Saya dan teman-teman tunggal putri (Indoensia lainnya) bersaing siapa yang bisa bertahan paling lama."
Pemain kelahiran Boyolali, Jawa Tengah, ini menegaskan bahwa pasukan tunggal putri Indonesia selalu punya beban berat.
"Di sini, tunggal putri selalu disudutkan. Kalau kalah, justru banyak tekanan. Kalau di luar (negeri), pemain yang kalah selalu diberi dukungan supaya bangkit lagi. Di sini tidak," tegasnya.
Namun, Febe tak mau kondisi tersebut justru menjadi beban. "Yang penting pede (percaya diri) saja. Kalau persiapan bagus, pasti siap," ucapnya.
Febe yang merangkak dari babak kualifikasi bermain bagus sejak gim pertama. Meski ketat dan beberapa kali terkejar, poinnya tak pernah terlewati lawan.
Febe semakin percaya diri pada gim kedua. Setelah imbang 2-2, dia terus mendulang poin dan semakin jauh meninggalkan Yip. Pemain 25 tahun tersebut bahkan sempat mencatat 12 poin beruntun yang membawanya unggul 17-4.
Febe tak lagi terkejar. Pemain binaan Djarum Kudus tersebut menang dalam 33 menit. Di perempat final, dia akan menghadapi pemenang antara Yui Hashimoto (Jepang) dan Minatsu Mitani (Jepang).