Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dunia sepakbola baru saja dihentakkan oleh usulan Presiden FIFA, Sepp Blatter, agar mengurangi jumlah pemain asing di dalam sebuah klub. Ironisnya, di tengah kehebohan ini, RFEF justru membuka keran pemain asing dengan lebih deras.
Ya, Federasi Sepakbola Spanyol menggolkan proposal untuk menyamakan status pemain asal Afrika dengan pemain berpaspor Uni-Eropa (UE). Artinya hak pemain asal Benua Hitam itu akan sama di hadapan hukum layaknya pemain UE.
Dalam bahasa olahraga, label alien alias pemain asing yang biasanya otomatis tersemat di dada jugador asal Afrika bakal hilang. So, imbasnya klub-klub La Liga akan diperbolehkan memakai Africans tanpa mengurangi kuota non-UE.
Ambillah Barcelona sebagai contoh. Saat ini El Barca memiliki dua pemain asal Afrika, yakni Samuel Eto’o (Kamerun) dan Yaya Toure (Pantai Gading). Kini, status non-UE mereka otomatis lenyap.
“Mulai sekarang, pemain asal negara-negara ini (Afrika) akan dianggap sebagai pemain yang datang dari Uni Eropa. Begitu pula mereka-mereka yang akan datang dari Afrika di masa yang akan datang,” ujar jubir RFEF, Jorge Carretero.
Dampaknya Barcelona, Real Madrid, dan Sevilla akan langsung diuntungkan. Pasalnya, selain Eto’o dan Yaya Toure di Barca, Madrid juga memiliki Mahamadou Diarra (Mali) dan Sevilla tengah memakai Arouna Kone (Pantai Gading).
Jika ditelusuri lebih jauh, sebetulnya keputusan tak terlalu mendadak. Hanya, timingnya kebetulan berbarengan dengan usulan Blatter. RFEF sendiri sudah menjajaki proposal ini sejak meneken pakta di Benin tahun 2000 silam.
Kala itu, RFEF (dengan persetujuan FIFA dan UEFA) bertemu dengan perwakilan dari 77 negara asal Afrika, Karibia, dan negara-negara Pasifik. Intinya pertemuan itu menstipulasi persamaan hak bagi seluruh pemain yang bekerja di Eropa. Termasuk mereka yang datang dari Afrika.
(Penulis: Sapto Haryo Rajasa)