Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bagi semua pelatih klub papan atas Eropa menjadi juara di pentas Liga Champion merupakan pencapaian paling ingin didapatkan. Itu adalah catatan terbesar dan torehan terbaik yang bisa melengkapi deretan pengalaman dan prestasi dalam daftar riwayat hidup.
Akan tetapi, kesuksesan tersebut faktanya tidak menjadi jaminan seorang pelatih tetap bertahan bersama klub yang dibawanya menjadi raja Eropa.
Dalam lima tahun terakhir terbukti setiap pelatih yang sukses mengantarkan timnya menjadi juara Liga Champion pasti pergi. Baik itu karena memutuskan untuk mencari tantangan lain di klub berbeda, dipecat, atau alasan lainnya.
Kelima pelatih pemenang Liga Champion sejak 2010 selalu pergi hanya dengan jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan usai mengangkat Si Kuping Besar.
Pertanyaannya adalah apakah pelatih yang memenangi gelar Liga Champion musim 2014/15 juga akan meneruskan rekam jejak yang serupa? Ya, pelatih Barcelona Luis Enrique dan Massimiliano Allegri (Juventus) akan adu hebat untuk bisa memenangi gelar Liga Champion pada 6 Juni di Berlin.
Jose Mourinho, Internazionale, 2010
Mourinho memutuskan pergi meninggalkan Inter satu pekan setelah membawa I Nerazzurri menjadi juara Liga Champion. Ia memutuskan untuk pindah ke Real Madrid.
Pep Guardiola, Barcelona, 2011
Usai memenangi LC, Guardiola meninggalkan Barcelona setahun kemudian dengan alasan lelah dan ingin cuti panjang.
Roberto Di Matteo, Chelsea, 2012
Di Matteo dipecat enam bulan kemudian setelah menorehkan sejarah baru untuk Chelsea.
Jupp Heynckes, Bayern Muenchen, 2013
Heynckes memilih untuk pensiun sebagai pelatih.
Carlo Ancelotti, Real Madrid, 2014
Ia dipecat satu tahun kemudian setelah berhasil mengakhiri penantian panjang Madrid untuk bisa memenangi gelar ke-10 di Liga Champion.