Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Klub dan penyelenggara pertandingan sepak bola terus mengeluhkan otoritas BOPI sebagai badan olah raga profesional di Tanah Air. Klub mempersoalkan kebijakan BOPI yang meminta laga selevel uji coba harus memiliki rekomendasi.
Eddy Syahputra, agen pemain sekaligus penghubung Persebaya untuk partai uji coba melawan Persip, meminta BOPI agak lebih lunak untuk sebuah partai pemanasan.
"Uji coba bukan agenda resmi dari PSSI atau PT LI. Tapi, kami harus minta rekomendasi dari BOPI untuk bisa menggelar pertandingan. Apa ini tak kebablasan? Padahal, laga seperti ini saya kira lebih banyak sisi sosialnya daripada komersial. Secara teknis, Persebaya butuh uji coba agar permainan tim tetap terjaga. Bagi tuan rumah, ini jadi hiburan dan bisa mengangkat ekonomi warga Pekalongan," ujar Eddy.
Eddy menambahkan panpel juga memperkenalkan produk lokal unggulan seperti batik dan pariwisata lain kepada pihak Persebaya. "Kami tak melulu bermain bola, tapi juga ada acara mengunjungi Museum Batik. Saya pikir terobosan pihak Pekalongan sangat bagus. Kini para pemain tahu potensi wisata Pekalongan. Mereka juga belanja batik untuk oleh-oleh keluarga di rumah," imbuhnya.
Pelatih Persip, Gatot Barnowo, mendukung pemikiran Eddy.
"Kalau dihitung dari satu uji coba, putaran uang cukup besar bisa dinikmati masyarakat. Kami baru terima rekomendasi BOPI sehari sebelum pertandingan. Coba bayangkan bila tim tamu dan panpel telah menyiapkan segalanya, tapi rekomendasi BOPI tidak turun. Berapa kerugian yang harus diterima. Seharusnya BOPI bisa sedikit lunak dan toleransi. Birokrasi seperti ini malah bisa menghambat kemajuan sepak bola profesional di Indonesia," ucap Gatot.