Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
23, tampaknya sangat berguna bagi timnas U-19 yang akan berangkat ke Malaysia. Dari dua partai itu, pelatih Bambang Nurdiansyah mendapatkan bahan evaluasi.
Dari analisis tim pelatih, ada rapor baik dan buruk untuk Lucky Wahyu dkk. "Masih ada kelemahan soal pola main yang belum optimal. Permainan bola pendek dari kaki ke kaki nan cepat masih kurang berjalan. Selain itu, anak-anak masih terlalu lama pegang bola, padahal cukup satu dua sentuhan," kata Bambang.
Saat memulai lagi latihan setelah Lebaran, Minggu (14/10), Bambang menekankan agar Syamsir Alam dkk. lebih cepat mengalirkan bola dan melakukan penetrasi tajam ke dalam kotak penalti lawan. "Hanya dengan cara itu menghadapi lawan berpostur lebih besar," sebut Bambang.
Ia pun mengupayakan kedua sayapnya mampu secepat mungkin menutup dan mengganggu pergerakan lawan. Harapannya, lawan tak mampu mengirim umpan silang atau diagonal yang bisa menyulitkan pemain Indonesia yang berpostur lebih kecil. Maklum, dua lawan di Grup G, Korea dan Australia, lebih banyak bermain bola-bola atas yang berpotensi membahayakan gawang Indonesia. "Kami diinstruksikan menghindari bola atas," kata Sunaji, bek sayap.
Sisi baiknya, timnas U-19 sudah mampu menerapkan strategi serangan balik cepat. Terbukti, dua gol saat menang 3-1 atas tim PON Jatim dan satu gol kala menaklukkan Persema U-23 hasil dari kesuksesan taktik tersebut. "Saya harap apa yang telah ditunjukkan anak-anak belum 100% karena saya masih ingin yang lebih baik," ujar Sudirman, asisten pelatih.
Kabar baik juga datang dari empat pemain pilar yang sempat dililit cedera. Aulia Mubarak, Rudi Aprianto, Mahendra Tri Saputra, dan Sunaji kini sudah membaik. Mereka bahkan siap diturunkan pada uji coba kontra My Team Malaysia pada Minggu (21/10).
"Saya siap bersaing untuk mendapatkan tim inti," kata Aulia. "Kesembuhan mereka membuat kami punya banyak pilihan. Tapi, saya tak mau ambil risiko jika memang kondisinya tak memungkinkan," kata Sudirman.
(Penulis: Fahrizal Arnaz)