Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Swedia kehilangan generasi petenis andal? Hanya ada dua petenis Swedia di ronde pertama Prancis Terbuka 2015 dan semuanya kandas. Bandingkan dengan tahun 1987 saat ada 18 petenis Swedia tampil di Roland Garros!
Keprihatinan pun muncul dari para eks Swedia. "Saya sungguh tidak percaya dengan kenyataan ini. Tak ada lagi wakil Swedia setelah ronde pertama," kata mantan petenis nomor dua dunia, Magnus Norman.
Norman adalah runner-up Roland Garros 2000 dan sekarang melatih Stan Wawrinka. "Sungguh mengejutkan dan bertolak belakang dengan 20 tahun lalu," ucap Norman. Prestasi terbaik di Roland Garros adalah Soderling yang menjadi finalis 2009 dan 2010.
Role model Swedia adalah Bjorn Borg. "Ia bermain penuh inovasi. Saya mengidolai dan ingin menirunya," ucap Wilander.
Popularitas Borg di pertengahan 1970an mendorong kemajuan tenis Swedia. Tenis sampai saat ini masih menjadi olah raga yang digemari. Ada 110 ribu anggota klub tenis dari total populasi 9,5 juta orang di Swedia.
Menurut Wilander, Spanyol melihat Swedia sebagai role model pengembangan tenis. "Mereka datang ke Swedia dan belajar segalanya. 20 tahun kemudian keadaan berbalik. Spanyol masih bertabur pemain di ronde pertama dan kedua, sedangkan kami zero!" ucap Wilander.
"Kami kehilangan generasi emas. Kami tak menjaga potensi itu," kata Ulf Dahlstrom, sekjen Asosiasi Tenis Swedia.