Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
84. Ia datang hanya dua tahun setelah menjuarai Piala Dunia 1978 dan menjelma jadi salah satu figur paling terkenal Spurs sebelum era Premier League.
Tak mengherankan apabila perbincangan eksklusif BOLA dengan Ardiles di Malaysia dalam rangkaian acara BOLA Spurs Trip to KL itu menyambung ke sosok-sosok Argentina di kubu White Hart Lane.
Pembicaraan pertama menyangkut gelandang serang Erik Lamela (23). Pemain kidal ini tampak masih kesulitan beradaptasi di Premier League menyusul transfer raksasa sebesar 30 juta pound dari Roma dua tahun lalu.
Pemain kelahiran 4 Maret 1992 ini hanya dapat mencetak dua gol dari 38 laga sejak menapakkan kaki di Inggris. Bandingkan jumlah itu dengan torehan 15 golnya dari 33 laga pada musim terakhir sang pemain di klub ibukota Italia tersebut.
Ardilles mengatakan bahwa kesabaran adalah kunci karena tak semua pemain mempunyai waktu beradaptasi cepat.
“Saya dan Mauricio Pochettino berbicara kepadanya setiap saat. Lamela bekerja sangat keras saat ini. Perlahan, situasi Lamela semakin baik. Ia tetaplah talenta yang luar biasa. Kami mesti sabar dan menanti dirinya nyetel dengan tim,” ujar sang legenda.
Lalu, Ardiles berbicara tentang sosok Pochettino yang ia yakini bisa mengembalikan Spurs ke era kejayaan. "Tentu saja. Ia punya fiolosofi jelas dan tahu pasti soal apa yang ia lakukan di klub," tutur pria berusia 62 tahun ini.