Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
PSSI dan Kemenpora diharapkan kembali duduk bersama untuk mencari jalan terbaik terhadap persepak bolaan Indonesia. Kompetisi Liga QNB 2015 yang sudah berjalan tidak seharusnya dihentikan dengan mendadak.
Itu ditegaskan bek sayap Persib, Tony Sucipto saat bincang-bincang di rumah makan miliknya "Sambel Hejo", Jl.DR. Sukimin 12 Bandung, Selasa (5/5) siang.
Berhentinya Liga QNB 2015, lanjut Tony tentu dampaknya sangat besar bagi sepak bola Indonesia, terutama pembinaan.
"Saya berharap mereka (PSSI dan Menpora) duduk bersama lagi dan cari solusinya karena mereka yang lebih tahu. Kami ini sebagai pemain saja," ujar Tony.
Pemain bernomor punggung 6 ini sangat menyayangkan dengan keputusan PSSi yang terlalu terburu-buru mengambil keputusan menghentikan kompetisi.
"Padahal Menpora sudah kasih izin bahwa kompetisi bisa bergulir pada 9 Mei dengan 18 klub, tapi PSSI malah langsung menghentikan," ujarnya.
Tony khawatir dengan adanya kekisruhan di persepakbolaan Indonesia ini, justru akan mendapat sanksi dari FIFA
Menurutnya, banyak pihak yang dirugikan apabila FIFA mengeluarkan sanksi kepada Indonesia.
"Kalau sudah ada sanksi dari FIFA, pemain juga gak bisa apa-apa. Apalagi sebagai pemain menjadi mata pencaharian dan sudah menjadi industri bisnis juga, apalagi yang kelompok umur kasian sekali," katanya.