Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
2 kontra Barcelona bahwa pemilihan taktik bukan penyebab kekalahan Sky Blues.
Hanya kegagalan Lionel Messi mengeksekusi penalti memberi harapan bagi para fan City di Camp Nou pada leg II (18/3) nanti.
Pellegrini lagi-lagi tidak bisa menemukan strategi tepat untuk meredam raksasa Catalunya tersebut. Betul, tak semua tim bisa membungkan Lionel Messi cs., tapi City adalah jawara bertahan Liga Inggris yang sering digadang-gadang sebagai kompetisi terbaik dunia.
Tak hanya kalah dalam adu taktik, ia gagal mencegah timnya untuk tidak mendapat kartu merah lagi seperti dalam dua pertemuan sebelumnya.
Sebenarnya, Pellegrini telah mencoba beberapa taktik kala menghadapi raksasa Catalan ini. Ia memainkan 4-5-1 pada Leg 1 babak sama tahun kemarin dan timnya kalah 0-2 dengan Martin Demichelis dikartu merahkan.
Maju tiga pekan kemudian dan Pellegrini mencoba taktik 4-2-3-1 untuk mengejar defisit. Namun, ia kalah 1-2 dengan Pablo Zabaleta diusir wasit. Kini, ia memainkan 4-4-2 dan timnya lagi-lagi menelan pil pahit. Gael Clichy mendapat giliran keluar dari lapangan sebelum peluit akhir.
Tersirat bahwa problemnya bukan pada formasi tapi bagaimana ia menyiapkan timnya menghadapi tim-tim terbaik Eropa.
Serangkaian kegagalan pada rintangan pertama ini, walau melawan Barcelona sekali pun, memunculkan pertanyaan wajar. Apakah Pellegrini masih orang tepat untuk membawa The Citizens satu level ke atas?
City masih mengincar perempat final LC pertama bagi klub. Sementara sang pelatih telah dua kali merasakan fase tersebut bersama Villarreal (2006 dan 2009) serta Malaga (2012).
Alasan utama keberadaan Pellegrini di Etihad adalah sebagai peningkatan dari Roberto Mancini.