Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Manajer asal Belanda ini turut mengkritisi Louis van Gaal. Menurutnya, gaya manajemen LvG adalah dengan menebar 'ketakutan' dan penuh tekanan. Ronald Koeman mengklaim bahwa kepemimpinan mantan bosnya di Barcelona itu belum tentu berdampak positif bagi Manchester United.
Manajer Southampton berumur 51 tahun tersebut dulu pernah menjadi asisten Van Gaal di Barcelona antara 1998 dan 2000, namun hubungan mereka sejak itu terus memburuk.
Koeman mengklaim bahwa manajemen Old Trafford di bawah LvG terlalu banyak memberi tekanan kepada para pemainnya.
Koeman juga mengungkap bahwa KNVB sampai harus mempekerjakan Guus Hiddink, sosok yang lebih "lembut", setelah ditinggal van Gaal usai Piala Dunia tahun lalu.
"Ketika Van Gaal berkuasa, faktanya ada rasa ketakutan dalam tim dan itu tidak selalu baik," kata Koeman seperti dikutip oleh Skysports.
"Saya menjadi asistennya di Barcelona setelah Piala Dunia 1998 dan belajar banyak hal darinya, tapi ada perbedaan besar antara dia dan saya sebagai manajer."
"Cara dia menangani pemain benar-benar berbeda. Saya tidak menaruh banyak tekanan di pundak pemain saya."
"Setelah Van Gaal melatih tim nasional Belanda di Piala Dunia, federasi Belanda harus membawa manajer yang membawa sentuhan lebih lembut. Para pemain membutuhkan lengan di bahu mereka, seseorang yang lebih kalem."
Opini Koeman itu dari perspektif tertentu ada benarnya. Namun, Manchester United dan Southampton adalah dua klub yang sangat berbeda. Bila tim Koeman di akhir musim bisa finis di 10 besar, itu sudah dianggap prestasi yang bagus. Sementara itu, untuk tim sekelas United, mendapat tiket Liga Champion adalah sudah sepantasnya kalau bukan keharusan.
Standar gaji para pemain United juga jauh lebih tinggi ketimbang Southampton. Dengan bayaran super mahal macam yang diterima para bintang di Old Trafford, tekanan dan target tinggi sudah selayaknya mereka terima sebagai konsekuensi logis.
Kesalahan David Moyes ketika menjadi manajer United salah satunya lantaran terlalu lembut, setidaknya menurut Kenny Dalglish. Sir Alex Ferguson ketika masih menangani United juga dikenal galak, yang antara lain ditandai dengan insiden pelemparan sepatu kepada David Beckham, atau dendam kesumat Roy Keane yang hingga kini masih menunggu permintaan maafnya.
Menurut Dalglish, Moyes terlalu cepat menunjukkan sisi lembut dirinya. Dia menaruh kepercayaan kepada para pemain untuk melanjutkan apa yang telah dibangun Sir Alex, namun, sebagian pemain punya ego yang sangat besar, sehingga Moyes tidak cukup dihormati (apalagi ditakuti).
Garry Neville juga pasti tak sependapat dengan pendapat dengan Koeman karena menurutnya, Van Gaal adalah sosok tepat buat United saat ini.