Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Perseru: Negara Melarang Warganya Sejahtera!

By Tulus Muliawan - Kamis, 21 Mei 2015 | 18:45 WIB
Para pemain Perseru, lebih banyak bersantai karena kompetisi dihentikan. (Gatot Susetyo/Bolanews)

Manajer Perseru, Yan Pieter Ayorbaba, buka suara menyikapi pembatalan turnamen pramusim. Meskipun dalam konteks ini PT Liga Indonesia yang membatalkan, Ayorbaba menilai pembatalan tak lepas dari campur tangan pemerintah yang sejak awal jadi pemicu kekisruhan sepak bola Indonesia.

"PT Liga sudah mengambil langkah prosedural dengan mengajukan surat rekomendasi ke BOPI. Tapi, BOPI melempar tanggung jawab ke Tim Transisi untuk mencari izin rekomemdasi. Ini namanya BOPI tak konsisten menerapkan aturan. Dulu saat QNB League mau diputar, mereka yang getol agar kompetisi harus dapat rekomendasi BOPI," kata Ayorbaba.

Dalam hal ini, BOPI menerapkan standar ganda untuk menghalangi digelarnya turnamen pramusim. Menurut Ayorbaba, negara ini aneh. Di saat pemerintahan Jokowi-JK berusaha mengurangi angka pengangguran, mereka malah menambah angka pengangguran baru.

"Coba hitung, berapa ratus atau ribu orang yang kehilangan penghasilan akibat konflik ini. Baik itu pelatih, pemain, staf klub, ofisial, hingga masyarakat yang selama ini bisa mengais rejeki dari pertandingan sepak bola di Indonesia. Tampaknya, negara melarang warga berprestasi dan hidup sejahtera dari sepak bola," tutur mantan pejabat sekda Kabupaten Kepulauan Taken ini.