Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tidak ada kejelasan kapan kompetisi Divisi Utama mulai digelar setelah Mabes Polri mengeluarkan larangan pertandingan sepak bola. Meski surat Menpora kepada Kapolri terkait larangan izin menggelar pertandingan hanya untuk kompetisi QNB, namun larangan kemudian diberlakukan untuk semua pertandingan di berbagai level kompetisi.
Kemenpora pun terbelah karena ada yang menegaskan bila larangan itu hanya untuk Liga QNB. Hanya, Kemenpora pun tak bersikap saat kepolisian melarang pertandingan DU. Buntutnya klub-klub DU yang menjadi korban, termasuk PSIM Yogyakarta.
Situasi tak jelas itu membuat pelatih PSIM Seto Nurdiantara harus menyusun ulang program latihan. PSIM memang tidak diliburkan sambil menunggu rapat dari komite eksekutif (Komek) yang direncanakan pda 2 Mei mendatang. Namun Seto memilih mengurangi frekuensi latihan.
“Frekuensi latihan harus dikurangi dengan melihat situasi seperti sekarang ini. Dalam kondisi normal, tim biasa menjalani latihan sembilan kali dalam sepekan. Tapi bila kondisinya seperti ini, latihan cukup lima sampai enam kali saja,” kata Seto.
Menurutnya meski belum ada kejelasan kompetisi, dia tak meliburkan tim. Berbeda dengan tim-tim DU lain yang memberi libur kepada pemain. Namun Seto tetap berharap ada kepastian kapan liga digulirkan.
“Terpenting ada kepastian kapan kompetisi digelar. Bahkan bila digelar pada Desember sekalipun tidak masalah, asal semua jelas. Kalau sekarang ini, pemain hanya bisa mendengar pemberitaan dari media bila kompetisi tidak jelas bergulirnya kapan. Ini malah berpengaruh pada psikis mereka terganggu,” jawab Seto.
Seto mengungkapkan latihan lebih ditekankan pada penjagaan kondisi pemain. Menurutnya tidak memungkinkan bagi dia untuk memberikan materi skema da taktik dalam latihan.