Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
0 di final, 15-16 September, ternyata malah mengundang kontroversi.
Sepanjang karier, Sharapova memang belum pernah membela negara asal di arena Piala Fed. Tahun ini, dua kali gadis yang bermukim di AS itu mundur saat tim memanggilnya dengan alasan cedera.
Namun, bukan rahasia lagi kalau pemain berusia 20 tahun itu ingin sekali main di Olimpiade Beijing 2008. Salah satu syarat agar bisa tampil di ajang bergengsi itu adalah pernah membela negara di Piala Fed.
Pihak media menuduh kehadiran Sharapova di Moskow hanyalah untuk menarik simpati atau “cari muka”. Para pemain lain yang telah memeras keringat di lapangan sejak babak-babak sebelumnya pun merasa tidak terhibur dengan kehadiran peringkat empat dunia itu.
“Jujur saja, saya tak tahu alasannya datang. Apa gunanya jauh-jauh datang dari AS kalau tak bisa main? Dia bilang ingin membantu persiapan dan menjadi mitra latihan. Kalau main saja tidak bisa, bagaimana mau latihan? Sungguh tidak masuk akal,” tutur ujung tombak Rusia, Svetlana Kuznetsova.
Bukan hanya peringkat kedua itu yang keberatan. Anna Chakvetadze pun merasa yakin andaikan tidak cedera pun Sharapova pasti tidak mau main.
“Jika Anda tak pernah bermain Piala Fed sepanjang tahun, sungguh tak adil tiba-tiba muncul di final, tak adil buat para pemain lain yang sudah berjuang sepanjang tahun,” kata peringkat kelima dunia itu.
Tak Dianggap
Menurut Sharapova, ia bukan tidak berminat memperkuat tanah kelahiran di Pial Fed. Tapi, yang ada, saat hari-H, ia memang tak siap main dan sudah menyampaikan hal itu kepada kapten tim Shamil Tarpischev.
“Saya sudah bicara ke Shamil dan federasi tenis Rusia bahwa saya siap dipanggil kalau mereka membutuhkan. Hanya saya bermasalah dengan cedera dan saya juga menghormati keputusan bahwa rekan-rekan yang telah berjuang di babak-babak sebelumnya harus didahulukan di tim,” ujar Sharapova dalam situs pribadi.
Apa pun alasannya, rupanya publik Negeri Tirai Besi itu memang sudah tak berharap banyak Sharapova bakal memperkuat tim suatu hari nanti. Bahkan bisa jadi ia sudah tak dianggap sebagai pemain Rusia.
“Lupakan semua janji-janjinya untuk membela tim,” kata pelatih kepala Rusia, Vladimir Kamelzon.
(Penulis: Rahayu Widiyarti)