Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Selama ini, publik mengenal sosok pelatih Manchester City, Manuel Pellegrini sebagai pribadi yang kalem.
Maklum, pria berkebangsaan Cili itu hampir tak pernah terlihat meluapkan emosi ketika mendampingi timnya bertanding maupun saat meladeni pertanyaan dari jurnalis di sesi jumpa pers.
Tak hanya itu, Pellegrini juga tidak seperti pelatih klub Premier League lain, semisal Arsene Wenger dan Jose Mourinho, yang gemar melakukan perang kata-kata, baik sebelum atau sesudah pertandingan.
Pellegrini pernah naik pitam sewaktu City disingkirkan Barcelona di babak 16 besar Liga Champion musim lalu. Adapun sasaran kemarahannya adalah wasit asal Swedia, Jonas Eriksson, yang ia anggap tidak becus dalam memimpin pertandingan.
Namun, para fan City menilai kejadian itu sebagai anomali mengingat kepemimpinan sang wasit bisa dikatakan buruk sehingga kemarahan Pellegrini menjadi sesuatu hal yang wajar.
Terkait anggapan publik soal kepribadian Pellegrini, salah satu pemain City, Pablo Zabaleta, memiliki pendapat berbeda. Bek sayap asal Argentina itu membeberkan bahwa pelatihnya cukup sering kehilangan kontrol emosi di hadapan pemain, terutama saat The Citizens bermain buruk dan menelan kekalahan.
“Orang-orang mungkin mengenal Pellegrini sebagai pribadi yang tenang. Tapi percayalah, ia akan mencak-mencak kepada para pemain di ruang ganti bila kami tak bermain bagus atau jika kami kalah,” ujar Zabaleta seperti dikutip dari Manchester Evening News.
“Dia memiliki kepribadian yang sulit ditebak. Dia ingin kami semua memahami bahwa berada di posisi ke-2 saja tidak cukup,” ujar pemain berusia 30 tahun tersebut.