Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Manajemen Gresik United mengklaim pihaknya mengalami kerugian hampir 10 miliar karena penghentian kompetisi LSI 2015. Karena itu, manajemen klub berjuluk Laskar Joko Samudro itu merasa sangat kecewa jika akhirnya kompetisi diberhentikan.
Menurut Manajer Gresik United, Bagoes Cahyo Yuwono, selain untuk membayar kontrak dan gaji pemain, pengeluaran terbesar lainnya adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pemain selama lima bulan.
"Biaya konsumsi memang cukup tinggi sebab makanan pemain juga tidak sembarangan," ucap Bagoes.
Biaya away ke Kalimantan juga menjadi tambahan yang lumayan bagi pengeluaran manajemen. Dengan kerugian ini Bagoes masih belum bisa menentukan langkah apa yang akan diambil oleh manajemen.
"Ya kami memang belum bisa memutuskan apa yang harus kami lakukan sebelum menerima surat keputusan resmi dari PSSI," ucap Bagoes.