Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
pemain berbakat besar.
Setelah dicela habis-habisan, perlahan United mulai menemukan irama kemenangan. Angka-angka penuh mulai didapat. Empat partai, termasuk kontra Sporting, dilewati dengan baik, meski cuma dengan 1-0.
Carlos Tevez --pembelian mahal sekira 25 juta pound untuk sektor depan dengan proses berbelit-belit-- sudah mulai memberikan pembuktian dengan gol perdana untuk United ke gawang Chelsea akhir pekan ini.
Nah, Liverpool berada di sisi sebaliknya. Perekrutan Fernando Torres dari Atletico senilai hampir 20 juta pound awalnya memperlihatkan harapan besar menaikkan ketajaman. Tiga gol dikemas striker 23 tahun ini dalam empat partai pertama.
Namun, dua pekan terakhir jelas berat untuk The Reds, terutama lini depan, meski Torres tidak bisa disalahkan sepenuhnya karena hanya masuk sebagai pemain pengganti. Dua partai itu dilalui dengan skor kacamata, masing-masing tandang melawan Portsmouth dan kandang kontra tim promosi, Birmingham, di Anfield.
Tak Ada Ruang
Seusai melawan The Blues, Rafael Benitez menyebut keputusannya menduetkan Dirk Kuyt dan Andriy Voronin di depan adalah murni masalah taktis. “Saya mengira mereka adalah tipe striker yang saya butuhkan untuk bekerja keras menembus tim yang akan memilih bertahan,” ucap si bos.
Perkiraan meleset. Peter Crouch dan El Nino Torres terpaksa dimasukkan, yang berarti semua penyerang Si Merah telah dimainkan. Gawang Maik Taylor tetap perawan. Rafa kemudian mengaku kehabisan akal.
“Partai itu berlangsung terlalu lebar dan terlalu ramai di dalam kotak penalti. Tidak ada ruang di sana,” sebut Rafa di BBC. Well, selain pujian untuk pertahanan rapat lawan, sorotan tentu lebih banyak diarahkan ke lini depan sendiri.
Rafa perlu segera mendapatkan lini depan ideal tim musim ini. Rotasi, yang berujung pada ketidakpaduan, bisa menjadi titik awal introspeksi agar tak lagi mandul.
(Penulis: Christian Gunawan)