Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
kata lagi. Klub asal Depok yang musim ini pindah markas ke Purwakarta itu sudah menjalani satu laga di Grup 2 Divisi Utama 2015. Akan tetapi pembubaran kompetisi, membuat tim berjuluk Serigala Margonda itu merasa dirinya apes.
Dalam tiga bulan persiapan Adi mengaku sudah mengeluarkan uang hingga satu miliar rupiah. Kini ia tak tahu bagaimana caranya mengembalikan uang tersebut. “Masih sedikit beruntung karena dari uang itu ada uang sumbangan donatur yang tidak mengikat. Tapi sumbangan sponsor yang mengikat membuat saya pusing,” ungkapnya.
Ibaratnya, Adi sudah membakar uang sebesar itu hanya untuk sesuatu yang sia-sia. “Boleh dibilang saya sudah kehilangan satu mobil Toyota Alphard dalam tiga bulan ini,” ujarnya sambil menerawang.
Kini para pemain memang sudah diliburkan atau bahkan diputus kontraknya. Namun Adi mengaku tidak tega dengan kondisi mereka. “Ada pemain saya yang sejak awal berharap dapat melunasi kredit motornya tapi kini impiannya itu hilang. Saya kasihan sekali melihat mereka lemas bahkan ada yang menitikkan air mata saat menerima kenyataan ini,” kata Adi.
Ia yakin kompetisi pasti akan digelar lagi. “Sepak bola itu pasti bisa hidup lagi di negara yang sangat mencintai sepak bola itu. Tapi kapan, itulah pertanyaannya. Namun bagi saya sederhana saja, bapak-bapak di PSSI dan Menpora yang saat ini bertengkar, mari pikirkan pemain-pemain kita ini. Jangan rampas mimpi mereka. Kalau mereka semua bisa menyadari itu saya yakin sepak bola akan hidup lagi,” tutur Adi.