Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
23 menjalani tes validasi KONI. Sejumlah tes fisik dilakoni Siswanto dkk. selama seharian penuh di Universitas Negeri Jakarta, Senin (17/9).
Hasil tes validasi amat berpengaruh untuk menentukan kelayakan timnas mengikuti SEA Games. “Tes ini kami berlakukan untuk semua cabang. Agar bisa tampil di SEA Games, kontingen setiap cabang harus mengikuti setidaknya tiga kali uji kelayakan,” jelas Rahim Soekasah, Ketua BTN.
Timnas sepakbola sendiri sudah mengikuti dua kali tes validasi. Yang pertama sebelum keberangkatan menuju Belanda, November silam. Lantaran begitu berpengaruhnya hasil tes yang dilakukan KONI, manajemen timnas sempat mempertanyakan waktu pelaksanaan tes validasi kedua yang bertepatan dengan bulan Ramadan.
“Kondisi fisik pemain yang menjalani ibadah puasa tentu tak optimal ketika menjalani tes validasi. Satgas KONI harus memiliki toleransi jika hasil tes timnas jeblok tak sesuai dengan batas ideal,” ujar Widodo C. Putra, asisten pelatih timnas.
Tes validasi yang dilakoni para pemain tak bisa dibilang ringan. Paling tidak ada empat ragam tes fisik yang menguras stamina pemain. Sebut saja: lari keliling lapangan selama 15 menit, lari rintangan 50 meter, lari sprint 100 meter, atau tes angkat beban. “Sangat melelahkan karena digelar pada siang hari bolong,” aku Atep, gelandang sayap yang menjalani puasa saat tes.
Punggawa timnas nonmuslim juga mengalami perasaan yang sama. “Terus terang saja kondisi fisik saya belum pulih selepas bertanding memperkuat klub pekan lalu,” ungkap Ricardo Salampessy, bek.
Ricardo bergabung ke timnas sejak Jumat (14/9). Dua hari sebelumnya, dia bermain buat klubnya, Persipura, yang bertamu ke Persemaltra Tual di ajang Copa Indonesia.
Saat tes validasi, Ardan Aras (Pelita Jaya), Cristian Worabay (Srwijaya FC), dan Bachtiar tak ikut serta karena belum tiba memenuhi panggilan pelatnas.
Tetap Diboyong
Dalam kondisi seperti itu, manajemen timnas memberi toleransi jika ada pemain tak lolos validasi yang hasilnya baru bisa diketahui pada 1 Oktober. Sebanyak 25 pemain yang ada saat ini tetap akan diboyong ke Negeri Tango.
“Dalam kondisi seperti ini, saya tak yakin hasil validasi maksimal. Tetapi, itu tak soal. Toh Pemain masih mendapat satu kali lagi kesempatan ikut validasi sepulang dari Argentina. Kami akan perbaiki kondisi fisik dan teknisnya,” sebut Widodo.
Kebijakan berubah jika ternyata sang pemain gagal tes yang bersifat krusial. Mereka akan tercoret dari jumlah 20 pemain yang didaftarkan ke panitia SEAG sepulang dari Argentina.
Kondisi itu pernah dirasakan Atep di tes validasi tahap I. Gelandang sayap asal Persija tersebut terlempar dari skuad Asian Games karena kedapatan menderita penyakit hepatitis.
(Penulis: Ario Yosia)