Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

RETRO: Perjuangan Timnas Terbaik 10 Tahun Terakhir

By Caesar Sardi - Senin, 27 April 2015 | 18:36 WIB
Charis Yulianto cs. gagal ke perempatfinal tapi memenangi hati suporter. (Peksi Cahyo/BOLA)

Perjuangan timnas Indonesia di Piala Asia 2007 harus terhenti di babak penyisihan. Mimpi yang sempat dirajut setelah partai pertama harus berakhir di partai terakhir melawan Korsel, Rabu (18/7).

Acungan jempol tetap pantas dialamatkan kepada semua elemen yang terlibat. Pemain, pelatih, manajemen tim, dan suporter menjadi kesatuan sehingga Bambang Pamungkas cs. mampu tampil maksimal.

“Beberapa pemain bagus yang cedera sehingga cukup memengaruhi tim secara keseluruhan. Tapi, tim ini sudah tampil luar biasa di tiga pertandingan, apalagi kita punya keterbatasan persiapan yang cuma dua bulan,” tutur Ivan Kolev, arsitek Indonesia.

Pelatih asal Bulgaria ini menanamkan pemahaman konsep permainan baru yang cukup fasih dijalankan pemain. Menggelar formasi 4-3-3 dan memainkan umpan pendek dan permainan cepat terbukti membuat Indonesia menyulitkan Arab dan Korsel, pelanggan Piala Dunia. “Ke depan saya ingin Indonesia bermain dengan cara seperti ini,” kata Kolev.

Kolev juga cukup jeli melihat potensi anak buahnya. Salah satu contohnya adalah memasang Markus Harisson jadi kiper utama di partai melawan Korsel karena dinilai kiper PSMS itu tangguh menghadang bola atas.

Hal itu terbukti betul. Meski tampil dalam partai debut resmi, Markus bisa menahan gempuran bola atas andalan Korsel. Sayang ia justru kebobolan dari tendangan jarak jauh.

Lantaran berhasil membawa perubahan, Ketua Umum PSSI mengisyaratkan Kolev bakal tetap dipercaya menangani timnas. Ajang paling dekat adalah SEA Games, yang akan digelar akhir 2007 di Thailand.

Kalah Tipis

Jika dibanding tuan rumah lain, hanya Indonesia yang mencatat hasil kalah dengan selisih satu gol. Vietnam, yang lolos ke perempatfinal, pun takluk 1-4 dari Jepang di partai terakhir. Mirip dengan Thailand, yang digunduli Australia 0-4. Sementara itu Malaysia lebih parah karena selalu kalah dengan skor besar.

Beberapa kalangan melihat timnas kali ini adalah yang terbaik dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. “Sayang kita masih kurang konsentrasi di 15 menit awal dan akhir pertandingan. Dengan penampilan seperti sekarang, saya berharap tim ini tidak banyak dirombak,” ucap Charis Yulianto, bek tengah timnas.

“Lawan memang lebih tangguh. Satu hal yang membantu kami adalah kesolidan tim ini. Kami mungkin bisa mendapat pengalaman kalau agenda uji coba diperbanyak,” sebut Firman Utina, gelandang.

Meski kalah, timnas sudah memenangi hati pendukungnya. Tak ada luapan kekecewaan yang berlebihan karena penampilan Tim Merah Putih luar biasa. Sayang mimpi menjadi tak sempurna karena timnas akhirnya gagal mencetak sejarah melaju ke babak kedua.

(Penulis: Erwin Fitriansyah, Ary Julianto, Riemantono, Sapto Haryo Rajasa)