Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

RETRO: Ferrari Kian Keropos

By Caesar Sardi - Selasa, 21 April 2015 | 12:51 WIB
Nigel Stepney. (Mark Thompson/Getty Images)

orang yang pernah bekerja sama di tim Benetton. Ross Brawn, Nigel Stepney, dan Rory Byrne ia bawa juga ke tim yang bermarkas di Maranello, Italia, itu.

Dengan penggabungan tokoh-tokoh lain yang sudah ada di Ferrari, Jean Todt, Paolo Martinelli, dan tentu saja sang Presiden Luca di Montezemolo, mereka membentuk dream team di F-1.

Tim impian ini menghasilkan enam gelar juara konstruktor (1999-2004) dan lima titel pembalap atas nama Schumi (2000-2004). Khusus pada 2002 dan 2004, penampilan Ferrari bahkan bisa dibilang nyaris tak tersentuh.

Regulasi yang berubah drastis di 2005 membuat Ferrari kedodoran dan kehilangan semua gelar. Mereka bisa bangkit dan sejak pertengahan hingga akhir 2006 mobil mereka terbilang super, walau gelar sudah terlambat untuk diraih.

Sejalan dengan pernyataan Schumi untuk pensiun sejak tahun ini, Brawn memilih sabbatical (istirahat sementara). Tempatnya sebagai direktur teknis digantikan Mario Almondo dan pengatur strategi lomba diisi oleh Luca Baldisseri.

Martinelli pindah ke Fiat, induk semang Ferrari. Urusan mesin pindah ke Gilles Simon. Byrne mengikuti Schumi, pensiun di akhir 2006. Tapi, ia sudah menyerahkan sebagian tugasnya sebagai perancang sasis ke Aldo Costa sejak 2005.

Stepney, walau masih di Ferrari, enggan bekerja optimal sebagai team performance development. Ia ingin menggantikan posisi selevel Brawn sebagai direktur teknis karena pengalaman sebagai race and test technical manager sebelumnya.

Kasus Stepney

Dari sini wajar bila performa Ferrari menurun drastis. Penampilan hebat mereka di empat seri awal disinyalir adalah sisa-sisa 2006. Selebihnya, sejak GP Monako, kerja tim baru inilah yang terlihat dan Ferrari benar-benar dilewati McLaren.

Ketika kondisi kian keropos ini datang satu kabar tidak sedap. Stepney, yang ”membangkang”, malah dianggap mata-mata dan penyebar rahasia Ferrari ke tim lain.

Namun, Stepney, yang sedang berlibur di Filipina, mengaku tak bersalah dan yakin ia akan dibebaskan. ”Ini hanya kampanye buruk dari mereka yang tak senang terhadap saya selama ini. Saya tak berbuat apa pun dan pengacara saya akan menjelaskan semua,” ujar pria Inggris ini, seperti dikutip Autosport.

Dengan tambahan rumor kerusakan wind tunnel (terowongan angin) untuk menguji mobil, kian jelas bahwa kubu Maranello memiliki masalah teknis dan nonteknis sekaligus.

(Penulis: Arief Kurniawan)