Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Copa America jauh lebih beruntung ketimbang Piala Afrika. Kejuaraan milik Conmebol, federasi sepakbola Amerika Selatan, digelar saat kompetisi Eropa berakhir. Bandingkan dengan Piala Afrika, yang dilaksanakan awal tahun, akhir Januari hingga awal Februari.
Namun, berhakkah klub menahan pemain mereka yang hendak meninggalkan kompetisi demi membela negara? Legenda sepakbola asal Liberia, George Weah, pernah geram atas pertanyaan ini.
Mantan bomber AC Milan itu bersikeras setiap pemain di dunia harus mendahulukan panggilan negaranya ketimbang membela klub pemilik.
“Bukannya saya tak peduli, tapi para pemain adalah anutan bagi masyarakat di negaranya. Entah apa yang terjadi, atau bagaimana perasaan mereka terhadap klub, membela negara sangat penting,” jelas Weah seperti pernah diberitakan BBC.
Sikap patriotik Weah dan juga banyak legenda-legenda pesepakbola dunia jelas menjadi sebuah dilema bagi pemain yang masih aktif. Kelangsungan karier mereka sangat ditentukan sikap klub yang memberikan gaji besar.
Tapi keputusan Diego Forlan boleh juga dicermati pemain-pemain lain. Ketika kubu Villarreal mengetahui Real Madrid dan Sevilla berhasil mendapatkan Mahamadou Diarra dan Frederic Kanoute dari Mali, mereka mencoba mengontak Forlan yang sudah pergi berlatih bersama Uruguay.
Apa jawaban Forlan? Sang bomber bersikeras tetap berada bersama tim nasional walau di pertandingan terakhir liga itu menjadi pintu bagi Villarreal menuju Piala UEFA musim 2007/08. Mungkinkah karena Forlan memang sudah bersiap meninggalkan The Yellow Submarines?
(Penulis: Weshley Hutagalung)