Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

RETRO: Indonesia Gusur Korea, Depak Denmark!

By Caesar Sardi - Selasa, 7 April 2015 | 17:46 WIB
Taufik Hidayat, menjadi ujung tombak tim Indonesia. (Erly Bahtiar/BOLA)

Putih pada Piala Sudirman X di Scotstoun International Arena, Glasgow, 11-17 Juni. Korea wajib digusur dan Denmark pun harus didepak!

Inilah pentingnya partai pertama. Duel dengan Korea pada Senin (11/6) pukul 18.30 waktu setempat atau Selasa dini hari WIB harus dimenangi. Partai pertama selalu penting untuk menapak pertarungan selanjutnya. Karena itu, tim Negeri Ginseng harus ditekuk pertama.

Keyakinan itu bukan tanpa dasar. Melihat rekor pertemuan dengan Korea di kancah Piala Sudirman, kita unggul 4-2. Dua kekalahan itu terjadi di Kopenhagen 1991 dan Birmingham 1993. Bahkan, di dua pertemuan terakhir, Merah-Putih juga selalu unggul, yaitu di Lausanne 1995 dan Sevilla 2001.

Kondisi tim Indonesia juga baik. Setelah mendarat di Glasgow, Selasa (5/6), persiapan tim tidak ada masalah. Skuad Cipayung berkonsentrasi penuh untuk menjungkalkan Korea.

“Kita sangat siap menghadapi Korea. Kondisi anak-anak juga so far so good,” tutur sekretaris tim Piala Sudirman sekaligus Direktur Pembinaan dan Prestasi PB PBSI, Lius Pongoh.

Menurut Lius, partai perdana sangat penting. Soalnya perjalanan Indonesia kelak akan ditentukan bagaimana hasil pertarungan melawan Korea. “Partai perdana ini wajib kita menangi agar jalan berikutnya lebih lapang,” tegas Lius.

Dijelaskan Lius, Taufik Hidayat dkk. begitu optimistis menghadapi negeri yang telah tiga kali merebut Piala Sudirman itu. Atmosfer tidak boleh kalah lawan Korea begitu kental di kubu Indonesia. “Di partai pembuka, anak-anak juga sudah bertekad tidak ingin kalah,” ujarnya.

Manajer tim Lutfi Hamid pun menyebut arti pentingnya memetik kemenangan di edisi pembuka Piala Sudirman. “Kalau mau merebut Piala Sudirman, tentu langkah pertama adalah mengalahkan Korea lebih dulu. Ini memang pekerjaan berat, namun segalanya tetap mungkin,” tandas Lutfi.

Tentukan Nasib Sendiri

Ada keuntungan yang didapat Indonesia setelah Korea tidak diperkuat pemain ganda serbabisa, Lee Yong-dae. Artinya peluang ini harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Dengan menerjunkan tim terkuat dan tidak merangkap, Indoneia harus bisa menyingkirkan Korea. Ini penting agar duel lawan Denmark di hari kedua, Selasa (12/6), kita mempunyai modal tambahan. Setidaknya tim akan makin percaya diri. Toh kita pun punya rekor bagus lawan Denmark, yaitu 6-3.

“Pendeknya, kita tidak mau tergantung dengan tim lain. Indonesia harus menentukan nasibnya sendiri. Dengan sistem setengah kompetisi ini, kalau kita sampai terpeleset itu berbahaya,” tutur koordinator pelatih, Christian Hadinata.

Artinya, baik lawan Korea, Denmark, dan tim terlemah di Grup IB, Hong Kong, Indonesia harus menang. Dengan menjadi juara grup, kita setidaknya bisa terhindar dari sang juara bertahan Cina di semifinal.

Jadi, gusur Korea dan depak Denmark!

(Penulis: Broto Happy W.)