Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Martapura FC dan Kalteng Putra akhirnya diputuskan sebagai tuan rumah bersama untuk babak penyisihan Grup 6 Divisi Utama 2015. Keputusan diambil pada rapat yang digelar di Jakarta, Kamis (10/4) malam. Pertemuan tersebut dihadiri tujuh perwakilan klub.
Format pertandingan tetap dengan sistem kompetisi penuh secara home tournament. Awalnya, grup ini akan digelar di Jatim. Namun, PT LI mengaku kesulitan mencari stadion yang kosong untuk dipinjam.
Menurut asisten manajer Yahukimo FC, Rivai Arsyad, pertemuan berlangsung alot, namun tetap dengan rasa kekeluargaan tinggi. Pasalnya, pertemuan itu guna mencari solusi terbaik agar grup yang diikuti wakil dari Sulawesi, Kalimantan, dan Papua itu tetap bisa melakoni kompetisi sesuai jadwal yang telah ditetapkan PT LI.
"Teman-teman dari Martapura FC dan Kalteng Putra bersedia jadi tuan rumah. Putaran pertama di Banjarmasin dan Martapura, babak berikutnya di Palangkaraya," kata Rivai, yang pernah berprofesi sebagai pengawas pertandingan PSSI ini.
Asisten manajer Martapura FC, Junaedi, mengungkapkan pada pertemuan itu diputuskan pihak tuan rumah memberikan subsidi berupa dana segar kepada delapan tim lainnya.
"Namun, jumlahnya belum ditentukan karena kami bersama PT LI masih menghitungnya. Yang jelas subsidi nanti cukup realistis bagi tuan rumah dan tim tamu. Soal penggunaannya terserah teman-teman klub itu. Keputusan ini solusi terbaik daripada kami memaksakan bermain kandang-tandang yang membutuhkan dana sangat besar," ungkap Junaedi.
Pihak Martapura memang keberatan bila grup ini digelar di Jatim. Pasalnya manajemen klub berjuluk Laskar Sultan Adam ini terlanjur menjalin kerja sama dengan beberapa sponsor besar.
"Bila kami tak main di Stadion Demang Lehman, semua sponsor akan membatalkan kerja sama. Padahal kami sudah sudah payah merangkul mereka. Musim berikutnya, kami akan kesulitan lagi mengajak investor lain bekerja sama," kata Junaedi.
Tak lupa Martapura FC berterima masih kepada PT Liga Indonesia dan kontestan lain yang mau menyadari posisi mereka.
"Dari sisi biaya tentu pengeluaran kami akan lebih besar, tapi kami lebih mengutamakan kepentingan klien yang jadi sponsor," ucap Junaedi.